Inspirasi dari Sang Juara Blog PGRI
Kegagalan adalah kemenangan yang
tertunda. Mengapa? Karena tidak akan menang tanpa melewati proses kegagalan. Betul
sekali apa yang telah disampaikan Bu Aam Nurhasanah, S.Pd. sang pemenang lomba
blog PGRI-YPTD. Saat awal belajar menulis dia pun pernah mengalami Kegagalan
saat pertama kali ikut kelas belajar menulis Om Jay gelombang 8 dan harus
mengulang kelas.
BU
Aam bingung bagaimana cara menulis
resume yang baik, seperti apa? Butuh waktu yang tidak sebentar saat harus
menaklukan tantangan membuat resume. Dulu kelas belajar menulis yang diikutinya
diadakan selama lima hari, sehingga tidak bisa
membuat resume tepat waktu dan akhirnya tertinggal kelas. Bu Aam
memutuskan dengan memupuk keberanian dan semangat yang berapi untuk bangkit dari keterpurukan dan ketertinggalan
kelas, dan kembali mengikuti kelas Om Jay di gelombang 12.
Semula
saya berpikir hanya saya yang telah mengalami kegagalan, ternyata tidak. Waktu
saya bergabung di kelas belajar menulis Om jay gelombang 9 saya hanya menyimak
saja. Sudah mempunyai blog tetapi belum bisa mengelola dan memanfaatkan blog
dengan baik, sehingga blog cuma wadah saja tanpa ada isinya.
Di
kelas belajar menulis gelombang 9 ingin saya ikut membuat resume seperti yang
lain, tapi tidak tahu caranya. Karena kuatnya rasa ingin bisa dan terinspirasi
dari pengalaman Bu Aam, akhirnya ikut bergabung dan mengulang di kelas belajar menulis gelombang
18 ini. Dan inilah hasil resume pertama saya. Berharap terus bisa lanjut dan
tidak semangat hanya diawal saja.
Belajar
dari pengalaman Bu Aam, yang begitu mencerahkan dan menginspirasi. Bagaimana
berjuang menghasilkan banyak hasil karya dalam menulis sehingga mendapat
penghargaan di tingkat Nasional.
Berdasar pengalamannya dalam membuat
resume, dia melakukan bebrapa hal berikut ini :
1. Sering
blog walking dan menjadikan satu contoh
Resume terbaik, yang dijadikan panutan.
Resumenya milik Cikgu Tere saat itu.
2. Mengembangkan
tulisan dari para narasumber dengan bahasa sendiri. Menurutnya kesalahan yang
biasanya dialami oleh penulis pemula adalah menulis secara full, atau mengkopi
bahasa narsum tanpa memasukan pendapat pribadi.
3. Saat
ada materi dari narasumber, resume ditulis malam itu juga. pantang membuat
resume di lain hari, karena rasa malas sering menghampiri.
4. Membuat
resume dengan memasukan pengalaman pribadi, agar resume akan semakin hidup dan
semakin menyenangkan.
5. Adanya
motivator, inspirator, menurutnya merupakan suatu hal yang juga penting sekali
dalam menulis buku. Dia menjadikan Omjay sebagai inspirasi dalam menulis. Juga Bu
Kanjeng salah satu motivator yang selalu mendukung setiap naskah yang dilahirkannya,
serta telah menjadikan kurator dalam dia melahirkan beberapa buku antologi.
Sudah ada 14 buku yang telah diukirnya
saat ini.
Jika kita membuat resume sampai terlewat maka
harus tetap lanjut, caranya adalah dengan blog walking (BW) mengunjungi
beberapa blog teman. Lalu dikembangkan dengan sudut pandang sendiri. Bahwa tiap
peserta itu mempunyai sudut pandang yang berbeda dalam menulis resume. Cari
satu yang cocok dengan passion sendiri, lalu ATM (Amati, Tiru, Modifikasi)
dengan bahasa sendiri.
Terkait
lomba blog, Bu Aam menceritakan, Konsep yang dibuat dimulai dari kisah awalnya
dia suka menulis, mengenal blog, sampai berusaha menulis satu artikel selama
setiap hari. Buku blogger inspiratif, adalah buku yang berisi perjalanannya menulis
dalam 28 hari. Dia menulis dengan hati
dan menuliskan apa yang dialaminya tanpa rekayasa. Mengambil judul
Blogger Inspiratif dengan harapan bisa memberikan semangat baru untuk para
blogger pemula (newbie) untuk semangat menulis setiap hari dan menginspirasi
pembaca.
Selalu melakukan blog walking untuk
melatih keterampilannya dalam menulis. Saat pertama memberikan satu kata
komentar, besoknya komentarnya harus ditingkatkan menjadi dua kata atau lebih.
Dengan begitu, secara tidak langsung melatih keterampilan kita dalam menulis. Membuat
buku blogger inspiratif dengan harapan bisa menginpsirasi pembaca untuk berbagi
pengalaman dan ilmu yang kita dapatkan. Karena sesungguhnya, ilmu tidak akan
berat untuk dibagi.
Bu
Aam adalah sang juara, menjadi juara 1 nasional lomba blog yang diselenggarakan
oleh PGRI kemudian bukunya diterbitkan secara gratis oleh YPTD. Diundang
menghadiri Konfrensi Cabang PGRI Muncang dan mendapatkan apresiasi dari PGRI
Kabupaten Lebak. Rasa syukur selalu dia ucapkan, kegiatan menulis yang telah dia
lakukan selama ini akhirnya dapat diakui oleh PGRI Kabupaten Lebak.
Senang
sekali rasanya. Ada rasa bangga menyelimut dalam dada, dia tak menyangka bisa
jadi juara. Karena menurut dia pada dasarnya semua peserta tulisannya memukau
dan memiliki passion dan sudut pandang yang berbeda. Itu merupakan pertama kalinya dia menerima penghargaan di tingkat
nasional.
Pesannya
kepada kita sebagai penulis pemula, Cara membagi waktu menulis adalah meluangkan
waktu untuk menulis selama 10 menit.
Setiap orang punya waktu yang sama yaitu 24 jam dalam sehari. Bagaimana kita
meluangkan 10 menit untuk menulis, dan 20 menit untuk membaca adalah hal yang
harus kita lakukan. Karena senjata seorang penulis adalah dengan membaca.
Membaca akan menambah kosa kata dan perbendaharaan kata kita. Jangan tunggu ide baru menulis, namun
jemputlah ide untuk menuliskannya.
Supeeerr
Bu Aam, terimakasih telah menginspirasi dan memotivasi.