‘Sesungguhnya Muara tulisan itu adalah
buku. Karena buku bersifat abadi dan menjadi alibi tak terbantahkan atas
kehadiran seorang anak manusia di muka bumi ini.” Thamrin Dahlan, Dosen Kompasioner.
Malam ini adalah malam pertama saya
mengikuti materi belajar menulis bersama om jay di gelombang 19. Materi yang
sangat menarik dengan tema “Buku Mahkota Penulis, Buku Muara Tulisan”. Dengan
moderator Mr Bams dan Nara sumber Bapak Thamrin Dahlan. Berikut profil bapak
Thamrin Dahlan :
Pertemuan kali ini beda dengan
biasanya karena materi dibagikan lebih
dulu sebelum pertemuan dimulai, agar waktu untuk diskusi lebih leluasa. Materi
dari nara sumber sungguh luar biasa, penuh dengan kata-kata bijak yang sangat
berkesan dan mendalam.
Beliau menyampaikan bahwa di dunia
ini kita mengenal 2 profesi peradaban yaitu, Penulis/jurnalis dan pengajar/Guru.
Alasan logisnya karena Guru dan Penulis adalah pekerjaan mulia yang memberikan
pengabdiannya untuk masa kini dan masa depan. Pekerjaan guru berbekas, atau
istilah sekarang ada rekam jejak (track record) akan dikenang sepanjang masa
dan jasa/pahala pengabdian terus mengalir berupa karya buku.
Guru hebat adalah guru yang berperan
sebagai sang arsitek peradapan yaitu yang mampu mengubah paradigmanya untuk lebih
berfikir kritis, terbuka dan berkembang untuk memenuhi tuntutan zaman yang
menngharuskan peningkatan dalam mutu Pendidikan.
Mengutip pendapat Imam Syafii : “Jika
seseorang ingin melihat dubia, maka membacalah. Tapi jika ingin dikenal maka
menulislah”.
Ada 3
kategori tulisan/artikel:
1. Artikel
deskriptif : hanya sebatas menggambarkan atau melaporkan, tidak memecahkan
masalah.
2. Artikel
eksplanatif : menjelaskan, menerangkan dan mengupas permasalahan secara mendalam/ilmiah, obyektif dan
bertanggungjawab.
3. Fiksi
: Kebebasan menuangkan inspirasi dunia maya sebagai bagian tak terpisahkan dari
seni.
Bapak Thamrin Dahlan menyampaikan
bahwa semua orang itu bisa menulis, Ketika kita bisa berbicara otomatis kita bisa
menulis. Menulis sesungguhnya pekerjaan memindahkan apa yang diucapkan ke dalam
peralatan tulis menulis. Methode menulis praktis sebagai berikut :
1. Upayakan
tidak meninggalkan tulisan
2. Hiraukan
kesalahan ketik
3. Ketika
blank. Tinggalkan oaragraf masuk ke paragraph baru
4. Baca
berulang-ulang pada proses editing
5. Sebagai
pemula cukup menulis 7 paragraf
6. Bersegera
posting tulisan di media sosial.
Mulailah menulis pendek-pendek,
maksudnya maksimal 9 kata dalam satu kalimat, bahasa berbicara/seperti bertutur
kata, mudah dimengerti dan runtut tidak menjelimet.
Tulisan-tulisan itu ibarat air
mengalir. Tetes demi tetes bergabung menjadi satu, mengalir jauh mencari tempat
tempat terendah akhirnya bermuara di lautan. Itulah buku. Sejatinya buku adalah
kumpulan Tulisan nan terserak. Selaiknya karya gemilang olah pikir perlu
diselamatkan menjadi kitab. Buku adalah muara tulisan.
Harimau mati meninggalkan belang
Gajah mati meninggalkan gading
Manusia wafat meninggalkan nama
Kenapa tidak nama kita tercantum di cover depan sebuah
buku atau beberapa buku?
Sesungguhnya buku ber-ISBN adalah tanda keabadian bukti
seorang manusia pernah hadir di muka bumi ini. Buku tersimpan aman dan rapi di
perpustakaan Nasional.
Era kemajuan teknologi banyak sekali
kemudahan dalam menerbitkan buku.
Sungguh sangat sayang apa bila kita sudah punya "modal' (tulisan
yang sekian banyak) tidak dikumpulkan kemudian dijadikan buku. Tulisan nan
terserak jangan dibiarkan begitu saja. segera kumpulkan dan kirim ke Penerbit. Fakta
yang beredar di alam pikiran penulis "menerbitkan buku itu sulit dan
mahal."
Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD)
sejak 19 Agustus 2020 telah menerbitkan buku ber ISBN (International Standard
Book Number) sebanyak 232 Judul.
Sebagian besar adalah buku para Guru Indonesia. Langkah awal menerbitkan
buku di YPTD mengirim naskah buku ke email thamrindahlan@gmail.com. Kemudian YPTD akan memproses pengusulan ISBN
ke Perpustakaan Nasional. Selanjutnya proses editing, cover, layout.
Terakhir cetak buku maka terbit buku
sebagai mahkota seorang penulis,
Pada dasarnya semua naskah buku bisa
mendapatkan ISBN. Paling tidak sesuai ketentuan UNESCO jumlah halaman 80. Buku Orisinil karya sendiri . YPTD memiliki standar Ukuran Buku A5, Font 12
TNR, spasi 1.5 margin 1.5;1;1:1. halaman
minimal 150. Rerata biaya cetak buku standard YPRD Rp. 50.000 per exp. Penulis
memiliki master buku berupa softcopy buku sehingga bisa memperbanyak buku di mana
saja. Pada Prinsipnya YPTD adalah
Yayasan non profit, mewakafkan diri membantu para Penulis menerbitkan buku Ber
ISBN.
Tips dari Bpk Thamrin Dahlan agar
bisa konsisten menulis adalah niat berbagi kebaikan. Inspirasi menulis ada
disekitar kita. Tulislah apa yang kita
pahami, tulislah apa yang kita alami, tulislah sepenuh hati. Motto menulis beliau adalah 3 Pena :
Penasehat, Penakawan dan Penasaran. Kiat jitu menulis "jangan pernah
tinggalkan tulisan terbengkalai", artinya ketika kita sudah menulis,
selesaikan selesaikan. Beliau sudah
menulis hampir 3.000 artikel selama 11 tahun berkerja di medsos dan menerbitkan
40 judul Buku. Dimana ada kemauan disana
ada jalan. Sekali lagi niatkan menulis
untuk berbagi maka semua kebahgiaan akan kita miliki.
Syarat khusus agar buku kita yang
diterbitkan ber ISBN : ada naskah buku. Proses editing disediakan YPTD oleh
Volunter sahabat sesama penulis yang mewakafkan diri tanpa biaya. Demikian pula dengan desain cover buku
gratis. YPTD mampu menerbitkan buku 14
hari setelah naskah diterima. YPTD juga menerbitkan buku Antologi. Ada
koordinator atau kurator yang mengorganisir kumpulan tulisan. YPTD menerima naskah lengkap. Diusulkan ISBN. Selanjutnya Kurator yang akan mengatur distribusi buku.
Resume ke : 1
Tema
: Buku Mahkota Penulis, Buku Muara Tulisan
Narasumber
: Bpk. Tamrin Dahlan, S.KM, M.Si
Gelombang
: 19
Moderator
: Mr. Bams
terima aksih sdh mengerjakan tugasnya dengan baik.
BalasHapusTerima kasih Om Jay .... Atas kesempatan dan ruang untuk saya tetap bisa belajar ..
BalasHapusMantap
BalasHapusTerima kasih 🙏🏻
Hapus