Kamis, 29 Juli 2021

BUKU MUARA TULISAN DAN BUKU ADALAH MAHKOTA PENULIS



‘Sesungguhnya Muara tulisan itu adalah buku. Karena buku bersifat abadi dan menjadi alibi tak terbantahkan atas kehadiran seorang anak manusia di muka bumi ini.” Thamrin Dahlan, Dosen Kompasioner.

 

Malam ini adalah malam pertama saya mengikuti materi belajar menulis bersama om jay di gelombang 19. Materi yang sangat menarik dengan tema “Buku Mahkota Penulis, Buku Muara Tulisan”. Dengan moderator Mr Bams dan Nara sumber Bapak Thamrin Dahlan. Berikut profil bapak Thamrin Dahlan :

            Pertemuan kali ini beda dengan biasanya karena  materi dibagikan lebih dulu sebelum pertemuan dimulai, agar waktu untuk diskusi lebih leluasa. Materi dari nara sumber sungguh luar biasa, penuh dengan kata-kata bijak yang sangat berkesan dan mendalam.

Beliau menyampaikan bahwa di dunia ini kita mengenal 2 profesi peradaban yaitu, Penulis/jurnalis dan pengajar/Guru. Alasan logisnya karena Guru dan Penulis adalah pekerjaan mulia yang memberikan pengabdiannya untuk masa kini dan masa depan. Pekerjaan guru berbekas, atau istilah sekarang ada rekam jejak (track record) akan dikenang sepanjang masa dan jasa/pahala pengabdian terus mengalir berupa karya buku.

Guru hebat adalah guru yang berperan sebagai sang arsitek peradapan yaitu yang mampu mengubah paradigmanya untuk lebih berfikir kritis, terbuka dan berkembang untuk memenuhi tuntutan zaman yang menngharuskan peningkatan dalam mutu Pendidikan.

Mengutip pendapat Imam Syafii : “Jika seseorang ingin melihat dubia, maka membacalah. Tapi jika ingin dikenal maka menulislah”.

Ada  3 kategori tulisan/artikel:

1.     Artikel deskriptif : hanya sebatas menggambarkan atau melaporkan, tidak memecahkan masalah.

2.     Artikel eksplanatif : menjelaskan, menerangkan dan mengupas permasalahan  secara mendalam/ilmiah, obyektif dan bertanggungjawab.

3.     Fiksi : Kebebasan menuangkan inspirasi dunia maya sebagai bagian tak terpisahkan dari seni.

Bapak Thamrin Dahlan menyampaikan bahwa semua orang itu bisa menulis, Ketika kita bisa berbicara otomatis kita bisa menulis. Menulis sesungguhnya pekerjaan memindahkan apa yang diucapkan ke dalam peralatan tulis menulis. Methode menulis praktis sebagai berikut :

1.     Upayakan tidak meninggalkan tulisan

2.     Hiraukan kesalahan ketik

3.     Ketika blank. Tinggalkan oaragraf masuk ke paragraph baru

4.     Baca berulang-ulang pada proses editing

5.     Sebagai pemula cukup menulis 7 paragraf

6.     Bersegera posting tulisan di media sosial.

Mulailah menulis pendek-pendek, maksudnya maksimal 9 kata dalam satu kalimat, bahasa berbicara/seperti bertutur kata, mudah dimengerti dan runtut tidak menjelimet.

Tulisan-tulisan itu ibarat air mengalir. Tetes demi tetes bergabung menjadi satu, mengalir jauh mencari tempat tempat terendah akhirnya bermuara di lautan. Itulah buku. Sejatinya buku adalah kumpulan Tulisan nan terserak. Selaiknya karya gemilang olah pikir perlu diselamatkan menjadi kitab. Buku adalah muara tulisan.

Harimau mati meninggalkan belang

Gajah mati meninggalkan gading

Manusia wafat meninggalkan nama

Kenapa tidak nama kita tercantum di cover depan sebuah buku atau beberapa buku?

Sesungguhnya buku ber-ISBN adalah tanda keabadian bukti seorang manusia pernah hadir di muka bumi ini. Buku tersimpan aman dan rapi di perpustakaan Nasional.

Era kemajuan teknologi banyak sekali kemudahan dalam menerbitkan buku.  Sungguh sangat sayang apa bila kita sudah punya "modal' (tulisan yang sekian banyak) tidak dikumpulkan kemudian dijadikan buku. Tulisan nan terserak jangan dibiarkan begitu saja. segera kumpulkan dan kirim ke Penerbit. Fakta yang beredar di alam pikiran penulis "menerbitkan buku itu sulit dan mahal."

Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD) sejak 19 Agustus 2020 telah menerbitkan buku ber ISBN (International Standard Book Number) sebanyak 232 Judul.  Sebagian besar adalah buku para Guru Indonesia. Langkah awal menerbitkan buku di YPTD mengirim naskah buku ke email thamrindahlan@gmail.com.  Kemudian YPTD akan memproses pengusulan ISBN ke Perpustakaan Nasional. Selanjutnya proses editing, cover, layout. Terakhir  cetak buku maka terbit buku sebagai mahkota seorang penulis,

Pada dasarnya semua naskah buku bisa mendapatkan ISBN. Paling tidak sesuai ketentuan UNESCO jumlah halaman 80.  Buku Orisinil karya sendiri .  YPTD memiliki standar Ukuran Buku A5, Font 12 TNR, spasi 1.5 margin 1.5;1;1:1.  halaman minimal 150. Rerata biaya cetak buku standard YPRD Rp. 50.000 per exp. Penulis memiliki master buku berupa softcopy buku sehingga bisa memperbanyak buku di mana saja.  Pada Prinsipnya YPTD adalah Yayasan non profit, mewakafkan diri membantu para Penulis menerbitkan buku Ber ISBN.

Tips dari Bpk Thamrin Dahlan agar bisa konsisten menulis adalah niat berbagi kebaikan. Inspirasi menulis ada disekitar kita.  Tulislah apa yang kita pahami, tulislah apa yang kita alami, tulislah sepenuh hati.  Motto menulis beliau adalah 3 Pena : Penasehat, Penakawan dan Penasaran. Kiat jitu menulis "jangan pernah tinggalkan tulisan terbengkalai", artinya ketika kita sudah menulis, selesaikan selesaikan.  Beliau sudah menulis hampir 3.000 artikel selama 11 tahun berkerja di medsos dan menerbitkan 40 judul Buku.  Dimana ada kemauan disana ada jalan.  Sekali lagi niatkan menulis untuk berbagi maka semua kebahgiaan akan kita miliki.

Syarat khusus agar buku kita yang diterbitkan ber ISBN : ada naskah buku. Proses editing disediakan YPTD oleh Volunter sahabat sesama penulis yang mewakafkan diri tanpa biaya.  Demikian pula dengan desain cover buku gratis. YPTD mampu menerbitkan buku  14 hari setelah naskah diterima. YPTD juga menerbitkan buku Antologi. Ada koordinator atau kurator yang mengorganisir kumpulan tulisan.  YPTD menerima naskah lengkap.  Diusulkan ISBN.  Selanjutnya Kurator yang akan mengatur  distribusi buku.

 

Resume ke : 1

Tema : Buku Mahkota Penulis, Buku Muara Tulisan

Narasumber : Bpk. Tamrin Dahlan, S.KM, M.Si

Gelombang : 19

Moderator : Mr. Bams

4 komentar: