Jumat, 30 Juli 2021

MENGATASI WRITER’S BLOCK

 


Malam ini tanggal 30 juli 2021 adalah malam kedua saya mengikuti materi belajar menulis bersama Omjay di gelombang 19. Bunda Maesaroh, M.Pd sang Blogger Millenial sebagai moderator menyapa ramah kepada para peserta. Materi yang akan disajikan kali ini tak kalah pentingnya dengan materi-materi sebelumnya. Karena malam ini akan mempelajari materi Mengatasi Writer's Block. Sebuah materi yang merupakan modal dalam membuat tulisan berkualitas.

 Maesaroh memperkenalkan pada seluruh peserta, narasumber cantik nan cerdas asal kota Subang. Sang peraih Penghargaan Bupati Subang (2020), pula peraih Penghargaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Subang sebagai guru berprestasi (2021). Prestasi literasinya yang membanggakan hingga karyanya yang mampu menembus Penerbit Mayor, memberikan jejak prestasi  literasi yang baik bagi tanah Subang. Beliau gemilang dengan karya di masa muda yang membahana, semangat literasi yang luarbiasa memikat hati para pembaca.  Beliau adalah perempuan  cerdas bernama Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr.

Mengawali karir sebagai peserta kelas menulis PGRI pada gelombang 7, beliau mampu membuktikan kepiawaiannya dalam menulis, hingga naik kelas menjadi moderator dan menjadi Narasumber di berbagai pelatihan. Profil lengkapnya bisa dilihat di blog : https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html

Pada malam ini beliau berbagi ilmunya tentang sebuah istilah yang dipopulerkan pertama kali oleh psikoanalisis Edmund Bergler “writer's block”. Jika kita pernah merasa tak punya ide menulis, sudah menulis tapi kemudian kehilangan kata-kata, itulah writer’s block alias kebuntuan menulis. Wikipedia mengartikan writer's block sebagai keadaan saat penulis kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan baru untuk tulisannya.

Tanda-tanda writer's block adalah Sulit fokus, tidak ada inspirasi menulis, menulis lebih lambat dari biasanya, atau merasa stres dan frustasi untuk menulis  Keadaan ini bisa menimpa penulis pemula maupun profesional. Namun pada umumnya writer's block ini tidak disebabkan oleh masalah komitmen/kompetensi menulis.

Lamanya writer's block menyerang tergantung seberapa cepat seorang penulis mampu mengatasi kondisi writer's block tersebut. Dengan kata lain, writer's block bisa terjadi dalam hitungan menit, jam, hari, bulan, bahkan bertahun-tahun. Agar bisa mengatasi writer's block, langkah penting yang harus kita lakukan adalah mengetahui penyebabnya. Dengan mengetahui penyebab, kita bisa lebih fokus mencari solusinya.

Penyebab writer's block diantaranya adalah mencoba metode/topik baru dalam menulis, stress, lelah fisik/mental, terlalu perfeksionis, atau merasa "kekurangan inspirasi" dalam menulis. Di saat writer's block telah menyerang, tapi jika kemudian kita teguhkan komitmen dan mencari bahan bacaan tambahan, maka writer's block yang terbentuk bisa segera kita hancurkan.

Tak hanya topik baru, metode baru dalam menulis pun bisa membuat kita terserang writer's block. Misal jika kita terbiasa menulis karya tulis ilmiah. Kemudian diminta membuat puisi. Keduanya tentu memiliki metode penulisan yang berbeda. Bagi yang belum terbiasa, tentu akan mengalami kesulitan saat harus menulisnya. Pada kasus ini, mempelajari teknik dan banyak berlatih menulis merupakan solusi terbaik untuk meminimalkan dampak writer's block.

Hanya sedikit yang masih mampu menulis dalam keadaan sakit/lelah fisik. Pada kondisi ini, istirahat sejenak adalah pilihan terbaik. Otak dan tubuh kita bukan mesin, maka ketika penat, beristirahat sejenak. Cari ruang dan udara segar. Lakukan hal-hal yang membahagiakan. Refresh kembali hati dan pikiran kita sehingga kita bisa mendapat inspirasi baru.

Terlalu perfeksionis pun bisa menjadi penyebab kita sering terkena writer's block. Ada pepatah yang mengatakan perfectionism kills creativity. Perfeksionis itu bisa mematikan kreativitas. Saat menulis, orang yang perfeksionis mungkin akan berpikir apakah kalimatnya sudah tepat? Apakah ada kaitan dari paragraf satu ke paragraf lainnya? dan sebagainya. Atau Ketika seseorang pernah sangat populer dengan tulisannya. Misal postingan di blog yang baca hingga ratusan bahkan ribuan. Menerbitkan buku hingga best seller. yang seperti ini pun bisa jadi terjebak dalam lingkup perfeksionis. Tulisan sebelumnya booming, yang sekarang tentu harus booming juga. Harus laku juga. Harus banyak yang baca juga. Kekhawatiran seperti itu justru bisa membuat writer's block nempel lebih lama pada kita. Jika ini terjadi, maka “Ingatlah kembali alasan awal kita menulis. Tujuan kita menulis. Masa-masa saat kita merintis menjadi seorang penulis.”

Cara efektif dan cerdas mengatasi writer's block yang dapat kita lakukan adalah dengan menekuni kembali hobi kita. Misal jalan-jalan, bisa merefreshkan pikiran dan hati. Baca buku yang ringan-ringan saja, novel karya Tere Liye misalnya. Dan untuk mengatasi rasa malas menulis, bisa dicoba dengan membuat target atau tantangan, atau yang lebih menyenangkan beri reward untuk diri sendiri saat telah selesai menulis.

Saat kita  duduk, tiba-tiba memiliki banyak  tema yang bisa dijadikan bahan untuk menulis. Saat ide-ide bermunculan, hendaknya kita segera mencatat di note. Zaman sekarang sudah canggih, kita bisa langsung rekam ide-ide kita di gawai. Minimal buat outline tulisan terlebih dahulu, karena outline akan menangkap ide kita sehingga tidak terbang ke negeri antah berantah

Mengatasi writer's block agar tidak terlalu lama juga bisa dilakukan dengan banyaknya aktivitas berpikir, salah satu yang bisa dicoba adalah gunakan golden time saat menulis. Tiap orang punya golden time masing-masing. Ada yang fokus menulis sebelum tidur. Ada yang bisa fokus menulis saat menjelang matahari terbit. Pada dasarnya, WB yang menimpa setiap orang akan berbeda. Maka penanganannya pun akan berbeda. Ibarat orang yang sakit jantung. Tak mungkin kita beri obat sakit ginjal. Yang lebih tau kelebihan dan kekurangan diri, sesungguhnya adalah diri kita sendiri. Maka cara paling efektif untuk menghindari writer's block adalah dengan mengenali diri sendiri. Menemukan titik-titik sumber kebahagiaan sehingga writer's block akan jauh dari kita.

J.K Rowling dan Dee Lestari adalah contoh penulis hebat yang pernah mengalami writer's block. writer's block dalam dunia menulis itu ibarat sebuah siklus sebetulnya. Ketika kita bisa menyelesaikan writer's block tahap pertama, maka akan ada writer's block tahap berikutnya. Karena pasti tantangan dalam menulis akan selalu ada. Kita tidak perlu memasang standar tertentu untuk tulisan kita. Tetapkan standar sesuai kemampuan kita, kita harus selalu mawas diri. Tetapkan standar sambil terus bergerak.

Writer's block sebetulnya bisa saja terjadi di awal, tengah maupun akhir tulisan kita. Namun lebih banyak yang mengira bahwa writer's block itu dirasakan di awal atau tengah saja. Lain halnya dengan orang yang sering melihat speedometer. Saat akan ngegas, malah ngerem karena muncul rasa was-was. Dalam menulis pun begitu, terkadang, kita memang harus membutakan diri dengan segala kaidah agar tulisan kita bisa rampung.. Menulis tanpa memikirkan tanda baca memang sulit dilakukan di awal. Tapi jika sudah terbiasa, sungguh itu sangat membantu dalam mengatasi writer's block. Minimal, mengurangi durasi writer's block-nya.

Bisa itu karena biasa. Dalam menulis pun sama. Asalkan kita konsisten menulis. Menambah jam terbang kita dalam menulis, dengan sendirinya ketidakteraturan menulis, tulisan yang tanpa arah, dan kesalahan-kesalahan lain akan berkurang. Mengapa? Karena setiap kita menulis, setidaknya kita akan melakukan self editing. Melakukan refleksi baik sadar/tidak. Dan hal tersebut akan menjadikan kualitas tulisan kita semakin baik.

Writer's block adalah kendala umum bagi para penulis, namun ketika komitmen dalam menulis sangat matang, maka kita akan dapat menulis dengan mengalir . Selain itu, me-refresh pikiran dengan melakukan aktivitas yang kita sukai, bisa membangkitkan selera menulis dan menepis gejala writer's block.


 Resume ke      : 2

Tema               : Mengatasi Writer’s Block

Narasumber   : Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr

Gelombang    : 19

Moderator      : Maesaroh, M.Pd



4 komentar:

  1. Wah, lengkap hingga bagian diskusi. Mantuuul ....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih ilmunya bu Ditta .. Materimya mantap ..diskusi berisi sayang kalau gak ditulis

      Hapus
  2. Kerren bu...bisa tercatat semuanya

    BalasHapus