Sudah hampir 20 tahun beliau hidup di
dunia penerbitan, penulisan dan aktif di asosiasi penerbit di Indonesia membuatnya
selalu bersemangat jika diajak berdiskusi seputaran penerbitan dan penulisan
buku. Saat beliau menjadi narasumber yang paling sering ditanyakan adalah apa
syaratnya agar tulisan bisa diterbitkan oleh penebit mayor? Kreteria penerbiat
Mayor itu apasih, lalu apa bedanya dengan penerbit minor atau penerbit Indie
yang mulai banyak bermunculan akhir-akhir ini? Sebelum teknologi informasi
berkembang pesat seperti sekarang ini, orang hanya mengenal penerbit Mayor dan
penerbit Minor, masing-masing punya pendapat masing-masing apa yang membedakan
penerbit mayor dan penerbit minor. Namun semua pendapat itu merujuk pada satu
kesimpulan yang pasti yaitu Jumlah terbitan buku pertahun penerbit mayor jauh
lebih banyak dibanding penerbit minor. berapa jumlahnya? masing-masing punya
pendapat sendiri.
Penulis merasa lebih bangga jika
karyanya diterbitkan oleh penerbit mayor, tentunya karena naskah karyanya akan
dikelola lebih profesional, penerbit mayor biasanya punya fasiliatas lebih
baik, modal, percetakan, SDM juag jaringan pemasaran yang lebih luas. Juga agar
karya para penulis bisa masuk diterima dan diterbitkan oleh penerbit mayor
harus melalui seleksi dengan tingkat persaingan yang sangat amat ketat. Contoh
di Penerbit ANDI, tiap bulan naskah yang masuk bisa sampai 300 sampai dengan
500 naskah dan yang diterbitkan hanya 50 sampai dengan 60 judul saja. Tentunya
sisanya dikembalikan ke penulis atau ditolak. Karena begitu sulitnya menembus
penerbit profesional baik yang penerbit minor apalagi penerbit mayor, maka para
penulis ada yang menerbitkan karyanya sendiri yang saat ini penerbit seperti
ini biasa disebut dengan Penerbit Indie.
Naskah buku yang bisa diterima dan diterbitkan
oleh penerbit profesional seperti penerbit ANDI adalah semua naskah buku yang
bisa dijadikan buku lalu laris dijual. Berikut ini adalah pengelompokan buku
yang bisa dijual dipasaran:
Kelompok besar buku dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok buku teks dan kelompok buku non teks, Buku teks adalah buku yang digunakan olah mahasiswa atau siswa dalam proses pembelajaran. Di tingkat sekolah disebut buku pelajaran disingkat BUPEL sedangkan untuk kelompok mahasiswa disebut buku perguruan tinggi disingkat PERTI. Sedangkan buku non teks adalah sebaliknya dan cenderung disebut sebagai buku-buku populer karena memang kontennya berupa apa saja yang populer dan dibutuhkan oleh masyarakat.
Contoh buku teks. Contoh buku non teks.
Namun dalam prakteknya pemakaian buku
oleh pembacanya tidak lagi terbagi-bagi menurut kelompok-kelompok tadi, apapun
buku yang dibaca bisa dijadikan referensi untuk praktek kehidupan sehari hari
maupun dalam rangka mendapatkan jennang akdemik yang lebih tinggi.
Penerbit adalah lembaga profitable yang mencari keuntungan untuk bertahan hidup dan berkembang sehingga karyawan sejahtera, komsumen puas dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Oleh karena itu penerbit boleh dikatakan industri. Naskah yang masuk pun akan dianggap sebagai bahan baku output industri, jika bahan baku bagus maka akan menghasilkan produk yang bagus pula. Oleh karena itu para penulis dan calon penulis harus paham cara berfikir industri penerbitan agar naskah tidak ditolak.
Ini adalah gambaran industri penerbitan secara
lengkap, namun jika disedrhanakan akan menjadi seperti berikut ini :
Naskah yang bisa dijadikan buku dan
bukunya laku terjual.
Pembobotan penilaiannya.
Alasannya mengapa diterima atau
ditolak.
Ini salah satu data yang dapat dilihat
dari Google Trend. dalam contoh grafik di atas mencoba uji apakah buku yang
membahas tentang batu akik sedang dibutuhkan masyarakat saat ini tidak. ternyata
tidak, buku batu akik laku sekitar tahun 2013 sd 2014 namun saat ini sudah
tidak.
Hindari tema-tema yang telah mati
karena Corona.
Ini adalah bidang bidang baru karena Corona, tema-tema yang membahas seputaran
bidang inilah yang kemungkinan laku. Selanjutnya jika tema telah bagus,
penerbit akan mengecek reputasi penulisnya, salah satu dapat ditelusuri
dari Google Schoolar.
Berikut dasar pertimbangan penerbit
dalam menentukan oplah atau jumlah cetak.
Penerbit akan menentukan oplah tinggi
jika uku itu dinilai mempunyai market lebar dan lifesycle panjang. Life cycle
panjang artinya buku itu akan tetpa relevan dimasa yang akan datang dalam waktu
yang panjang.
Apa yang akan diperoleh dari seorang penulis, berikut jawabannya :
Dan apakah kita termasuk dalam kategori penulis idealis (tidak butuh uang) atau penulis industrialis (yang harus mendapatkan uang saat menulis).
Disampaikan juga oleh narasumber bahwa Visi penerbit ANDI adalah ikut serta dalam mencerdaskan bangsa. Jadi selama buku itu mencerdaskan baik teks maupun non teks tetap akan diterbitkan. Ada dua kategori buku yang tidak akan pernah kami terbitkan selaris apapun buku itu, Buku yang tidak akan kami terbitkan kapanpun adalah Buku Pornografi dan buku Politik Praktis.
Yang hendaknya penulis lakukan agar tulisan bisa diterima di penerbit mayor, yaitu bersahatlah dengan penerbit, dengan penulis-penulis yang sudah berhasil tembus penerbit mayor, dan diskusilah, bertanyalah, maka jawaban-jawaban itu akan penulis dapatkan dari sana. Tidak hanya jawaban yang pasti tetapi motivasi. Jika alasan penolakannya adalah tema tidak populer sulit untuk diterima, tetapi jika alasan penolakannya karena penulis kurang populer terkait dengan tema buku yg ditulisnya, maka penerbit akan menyarankan penulis tersebut mencari partner penulis lain yang namnya populer terkait dengan tema buku yg ditulis. Untuk buku populer analisanya bisa kita cocokan salah satunya dengan data grafis di Google Trens. Namun untuk buku fiksi sebaiknya lanjutkan saja sampai selesai, lalu lanjut dengan judul lain dan bila perlu genre fksi yang lain.
Untuk buku populer analisanya bisa kita
cocokan salah satunya dengan data grafis di Google Trens. Namun untuk buku
fiksi sebaiknya lanjutkan saja sampai selesai, lalu lanjut dengan judul lain
dan bila perlu genre fksi yang lain. Buku Fiksi akan mengalami pasang surut
dipasaran tergantung pemicu dari banyak aspek. Misal saat ini yang lagi trend
adalah Fiksi dngan genre Sastra Serius. Sebelumnya yang laris adalah gaya fiksi
K-Pop, dan sebelumnya lagi adalah novel-novel idealis, begitu seterusnya kan
berputar. Jadi kalau sudah punya novel simpan saja dan keluarkan pada saat yang
tepat. Namun kalau penulis punya jaringan ayng luas bisa memakai endors-endors
agar novelnya dibaca banyak orang.
Bagi para penulis pemula disarankan untuk menulis buku-buku dengan tema-tema yang sedang ngtrend. Menulis, menerobos penerbit mayor dengan setidaknya 5 judul buku yang best seller. Bila itu terjadi maka penulislah yang dikejar-kejar penerbit mayor agar mau menerbitkan naskah melaui penerbitnya. Wow keren … Kreteria utama naskah bisa diterima adalah jika menurut penerbit naskah itu jika nantinya diterbitkan berupa buku akan banyak pembelinya, karena buku itu sedang banyak dibutuhkan masyarakat. Jika temanya sangat kuat dan belum ada pesaing dipasaran maka penerbit akan berani menerbitkan walau penulisnya belum punya reputasi. Namun dapat juga berpangan menulis dengan penulis yang sudah punya reputasi.
Tema
: Menjadi Penulis Buku Mayor
Narasumber : Joko Irawan Mumpuni
Gelombang
: 19
Moderator
: Mr. Bams
Paket komplit Bu. Mariampir di blog saya
BalasHapusResume yang pangkas habis. Tinggal dibungkus menjadi buku.
BalasHapus