Selasa, 20 April 2021

Kartini Dalam Untaian Puisi







1. SEBERKAS CAHAYA YANG KAU BAWA

                  

Seberkas cahaya yang kau bawa

Menjadi penerang para kaum wanita

Hingga pandai menggoreskan pena

Menjadi cerita hidup yang bermakna

 

Seberkas cahaya yang kau bawa

Menjadikan kaum wanita punya derajat yang sama

Dengan kaum pria dalam berkarya

Mengisi pembangunan Indonesia

 

Seberkas cahaya yang kau bawa

Menjadikan kaum wanita  berani merajut cita

Menghantarkan anak-anak menjadi sarjana

Sebagai penerus bangsa yang berguna

 

Seberkas cahaya yang kau bawa

Menjadikan kaum wanita melihat dunia

Informasi dan teknologi jadi hal biasa

Berani menghadapi realita yang ada

Terimakasih Raden Ajeng Kartini

Kaulah wanita penginspirasi

 

2.      KARTINI YANG SEKARANG

                        

Dulu kala, perempuan diam di istananya

Bak budak yang tak tahu apa-apa

Hanya tunduk patuh pada tuannya

Tak kuasa membantah apa lagi meminta

Berusaha ikhlas menerima adanya

 

Tapi kini perempuan bak bidadari

Tak lagi berdiam dan memendam mimpi

Tiap hari beraroma wangi

Berdasi seperti haknya laki-laki

Pintarnya serasa mengimbangi

 

Tak lagi dipandang sebelah mata

Setiap hari menghasilkan karya

Bahkan semakin berjaya

Ikut berjuang tuk kemajuan Indonesia

Selalu utamakan  keluarga dan negara

 

Perempuan Indonesia

Tak lagi terikat aturan yang ada

Rasa terbelenggu kini telah sirna

Berkat  kartini yang telah berjasa

Hingga laki-laki dan perempuan setara

 

Bak cahaya yang redup menjadi terang

Berkarya bukan karena ingin jadi pemenang

Hanya menyamakan derajat agar seimbang

Kartini yang sekarang

Tetaplah jadi penerang

 

3.       BUAT KARTNI KECILKU                 

 

Dengarlah nak

Saat ini, Ibumulah gurumu

Rumahmulah madrasahmu

Lihatlah nak

Baju seragammu hanya penghias almarimu

Sepatu teronggok disudut kamarmu

Tak lagi ku dengar riuh ributmu dikala pagi

Tak lagi ada rengek manja minta uang saku

Cukup di rumah belajar bersama ibu

 

Andai Kartini

Tak memperjuangkan kaum ibu

Disaat wabah pandemi seperti ini

Entah nasib anak ibu

Saat ini ibu dituntut serba tahu

 

Anakku...

Kelak zaman akan selalu berubah

Jangan pernah pupus dalam menuntut ilmu

Jadilah Kartini kecilku

Terus berjuang menggapai yang kau impikan

berani takhlukkan segala rintangan

Menerangi setiap zaman

 

4.      RADEN AJENG KARTINI


Raden Ajeng kartini

Di setiap dua puluh satu April

Semua orang mengenangmu

Mengenang akan jasa keluhuranmu

 

Raden ajeng Kartini

Namamu semerbak harum mewangi

Terasa di seluruh pelosok negeri

Merasuk dalam jiwa melahirkan sebuah asa

Buat para kaum wanita

 

Raden Ajeng Kartini

Kemulianmu mengikat jiwa

Menyibak terai membuka cakrawala

Hingga kaummu melihat indahnya sang surya

 

Raden Ajeng Kartini

Kesucian hatimu bagai mentari pagi

Membangunkan kaum wanita beakhlak budi

Menjadi wanita tangguh tepi tetap lembut hati.

 

5.      HABIS GELAP TERBITLAH TERANG

                       

Kau ajarkan bagaimana cara membaca

Kau ajarkan bagaimana dapat menulis

Dengan kegigihan dan kesabaranmu

Kau dirikan sekolah untuk para perempuan

Tanpa membedakan golongan

Tidak hanya dari kalangan bangsawan

Rakyat jelatapun dapat merasakan

Lewat goresan pena

Kau tuangkan pemikiranmu yang cemerlang

Habis gelap terbitlah terang

Banyak mengajarkan bagaimana arti sebuah perjuangan

Setelah masa sulit akan datang masa membahagiakan

Kau bangkitkan perempuan dari keterpurukan

Tak boleh pasrah apapun keadaan

Cahaya yang telah kau hadirkan

Menjadi obor tuk terus berjuang

Mengikuti era yang terus berkembang


Biodata Penulis

Tarmiyati, Lahir di Gunungkidul 10 Agustus 1971. Tinggal di Sinom RT 02 RW 05, Kedungpoh, Nglipar Gunungkidul. Mulai bekerja menjadi guru tahun 1992, menjadi  kepala sekolah mulai tahun 2012. Saat ini sebagai kepala sekolah di SDN Sendowo I Kapanewon Nglipar, kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.  Motto Hidup: Jalani dan Syukuri. Karya buku : Antologi Nyala Jiwa Pejuang  (2021) dan Antologi Haru Biru Hijrah Meraih Berkah (2021)

 

Alamat Penulis  :

Email               : tarmiyati2014@gmail.com.

Facebook         : Tarmi Wasis

Instagram        tarmiyaW4515


MENERBITKAN BUKU DI PENERBIT INDIE MUDAH DAN MURAH

 

MENERBITKAN BUKU DI PENERBIT INDIE MUDAH DAN MURAH

                Berupaya untuk dapat menulis, meluangkan waktu, pikiran dan tenaga namun setelah naskah selesai tidak dijadikan buku, sungguh sayang bukan?  Tapi bagaimana caranya? takut juga biayanya besar.  Nah semua akan dibahas pada materi kuliah belajar menulis gelombang 18 pada pertemuan ketujuh pada hari ini. Moderator hari ini Bapak Sucipto Ardi menyapa dengan ramah. Menanyakan kabar kesehatan dan mengajak selalu bersyukur atas banyak nikmat yang telah dilimpahkan Allah pada kita semua. Siang ini narasumbernya ialah Pak Brian dengan tema “Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie.”

                Siapakah Pak Brian itu? Untuk mengetahui jawabannya kita diajak berkunjung di Blog Pak Brian.  Nama lengkapnya Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd. lahir di Jakarta, 30 Juni 1992. Kini tinggal di Bekasi dan berprofesi sebagai guru SD di Jakarta. Memulai aktivitas menulis di blog pertamanya   www.praszetyawan.com  dibuat pada tahun 2009. Profilnya pernah dimuat dalam buku berjudul "Majors For The Future". Pendidikan terakhir  S1 PGSD di Unika Atma Jaya Jakarta lulus tahun 2014. Kesehariannya mengajar di SDN Sumur Batu 01 Pagi, Jakarta  sejak tahun 2015 sampai sekarang.

                Puluhan tulisannya sudah dimuat di berbagai media cetak. Selain menulis di media cetak, tulisannya juga tertuang dalam berbagai media online. Telah melahirkan 3 buku solo dan 8 buku antologi, juga telah mempunyai pengalaman sebagai kurator dalam penulisan beberapa buku antalogi. Untuk tetap mengasah dan mengembangkan sayapnya dalam menulis Pak Brian mengikuti beberapa komunitas menulis. Pengalaman aktifnya di berbagai organisasi manandakan betapa sangat enerjiknya dalam kesehariannya. Bahkan Hari ini bukanlah pertama kalinya dia menjadi narasumber tapi sudah kesekiankalinya dia dipercaya sebagai narasumber di belajar menulis. Di usianya yang masih begitu muda sungguh luar biasa.

                Mengapa menerbitkan buku dikatakan semakin mudah ? karena sekarang ini ada penerbit indie yang melayani penerbitan buku tanpa seleksi. Dahulu ketika penerbit indie belum eksis seperti sekarang, kita hanya tahu bahwa penerbit buku yang ada itu hanya penerbit mayor seperti Gramedia, Grasindo, Elex media, Andi, dan lain-lai. Tahap seleksi naskah menjadi tantangan untuk bisa menembus penerbit mayor. Penulis harus berjuang hingga bisa diterima oleh suatu penerbit mayor. Ketika naskah diterima pun proses penerbitannya sangat lama. Hal ini lah yang kadang membuat enggan para penulis menjadikan naskah tulisannya menjadi sebuah buku.

                Tetapi kini ada penerbit indie yang bisa menjawab rintangan-rintangan tersebut.  Pastinya naskah pasti diterbitkan  dan proses penerbitan mudah dan cepat. Bagi penulis pemula  seperti saya tentu penerbit indie menjadi solusi untuk bisa mewujudkan impian memiliki buku karya sendiri. Memang  kalau di penerbit indie, kita perlu keluar biaya untuk mendapat fasilitas pra cetak penerbitan. Tapi itu memang konsekuensi dari penerbitan tanpa seleksi, sehingga biaya penerbitan menjadi tanggung jawab penulis untuk mendapat fasilitas penerbitan yang memuaskan.

                Pak Brian menceritakan  bahwa sebenarnya  dia sudah mempunyai keinginan menulis buku pada tahun 2014, sudah berniat membuat buku tutorial blog. Waktu itu belum buka blog khusus guru, Namun dia tidak mempunyai mentor yang membimbing. Tidak tahu harus masuk di komunitas apa sehingga tidak mempunyai banyak referensi tentang dunia penerbitan. Dia hanya mengetahui satu tempat menerbitkan buku secara mandiri yaitu nulisbuku.com. Di situ memang gratis tetapi tidak termasuk fasilitas desain cover dan ISBN. Jika mau dua hal itu harus bayar. Biayanya mungkin hampir sejuta. Padahal Ketika itu dia masih kuliah. Tidak mungkin untuk mengeluarkan biaya sebesar itu. Sehingga semangatnya naik-turun dan akhirnya vakum. File naskah hanya tersimpan saja di dalam laptop.

                Alhamdulillah akhirnya pada awal 2019 Pak Brian mulai bangkit lagi karena tidak sengaja menemukan hashtag di Instagram tentang penerbit Indie. Dia kini tahu bahwa menerbitkan buku sekarang lebih mudah dan banyak pilihan penerbit indie. Semangatnya untuk  menyelesaikan naskah bangkit kembali. Naskah tutorial blog dia rombak untuk dibuat menjadi buku panduan blog khusus guru. Karena buku tutorial blog secara umum sudah banyak. Tapi buku blog yang khusus untuk guru belum banyak. Akhirnya pada Oktober 2020 dia mengirim naskah buku pertamanya ke salah satu penerbit Indie. Perlu waktu 3 bulan untuk menunggu sampai buku terbit. Akhirnya pada akhir Januari 2020, buku pertamanya terbit. Hal ini sungguh sebagai pemicu untuk terus berkarya.

                Jika kita penasaran bagaimana isi buku pertama Pak Brian, kita bisa berkunjung di https://www.praszetyawan.com/2020/02/buku-blog-untuk-guru-era-40.html . Buku tersebut merupakan buku pertama sepanjang sejarah hidupnya. Akhirnya di usia 27 tahun, buku pertamanya terbit. Apa yang telah menjadi impiannya telah terwujud. impiannya sejak tahun 2014. Yang waktu itu sudah mencoba mulai tapi kerap berhenti di tengah jalan bahkan sampai sempat tinggalkan naskah pertamanya itu dalam beberapa tahun.

                Selanjutnya jadilah Pak Brian ketagihan menerbitkan buku hingga lahir buku solo keduanya  berjudul “Aksi Literasi Guru Masa Kini.” Buku tersebut merupakan karya solo keduanya. Berisi kumpulan artikel pengalaman membangkitkan gerakan literasi sekolah. Pak Brian memang memiliki hobi menulis dan baca buku. Maka keinginannya untuk menularkan hobinya itu ke para siswa. Dia merasa sangat senang kalau siswa mulai giat membaca dan menulis.

                Dua hobinya tersebut tentu erat kaitannya dengan literasi. Keinginannya yaitu budaya literasi terlihat di lingkungan sekolah tempat dia mengajar. Maka melalui buku solo keduanya  tersebut,  dia ingin berbagi pengalaman dalam melakukan berbagai inovasi kegiatan untuk menumbuhkan minat literasi siswa SD. Dia juga memiliki opini-opini seputar dunia literasi yang dia tuangkan dalam buku tersebut.

                Buku solonya yang ketiga diterbitkan dengan judul  “Menerjang Tantangan Menulis Setiap Hari.” Buku ini berisi kumpulan tulisannya saat mengikuti tantangan menulis setiap hari. Diadakan di gurusiana.id. Gurusiana yang merupakan blog komunitas yang dibuat oleh Media Guru Indonesia, untuk guru di seluruh Indonesia. Dia berhasil menulis setiap hari selama 30 hari dan mendapat sertifikat baru. Karena semangatnya yang terus membara dia  tetap terus lanjut menulis sampai hari ke- 41.  Beragam tema tulisan disuguhkan dalam buku ini. Mulai dari best practice, opini pendidikan, aktivitas seru di sekolah, sampai kiat-kiat seputar menulis;

                Melihat apa yang sudah disampaikan oleh Pak bria hari ini,  sanagt membuka  wawasan kita  dalam menerbitkan buku, yang ternyata tak sesulit yang kita bayangkan. Bahkan biayanya sangat murah.  Betapa  beruntungnya kita telah bisa bergabung di grupbelajar menulis gelombang 18 ini.  Terdapat 30 narasumber yang bisa diserap pengalaman dan wawasannya terkait dunia menulis dan penerbitan buku.

                Pada pelatihan ini kita  bebas memilih mau menerbitkan buku di mana. Tidak ada ketentuan harus terbitkan satu penerbit tertentu. Kita bebas memilih sendiri penerbitnya. Pak Brian adalah termasuk salah satu yang bisa membantu kita menerbitkan buku. Telah memiliki rekanan penerbit indie yaitu Penerbit Gemala dan sudah dibuka layanannya sejak Juli 2020.  Kita sebaiknya memahami betul ketentuan tiap penerbit karena kita sendirilah yang akan memilih penerbitnya, sesuai selera kita. Karena tiap penerbit itu memiliki penawaran dan ketentuan yang berbeda-beda.

                Mungkin kita tidak percaya dan bertanya-tanya. Apakah benar hanya dengan 300.000 kita bisa menerbitkan buku ber-ISBN ? Kenyataannya sudah ada 46 buku yang terbit ber-ISBN lewat penerbit rekanannya. Kita bisa berkunjung di http://www.praszetyawan.com/2021/01/butuh-bantuan-menerbitkan-buku-disini.html

                Pak Brian merasa jika kalau selama masa pandemi mungkin banyak orang yang bingung mau melakukan apa di rumah sehingga rasa bosan pun menghantui. Namun itu tidak berlaku bagi pak Brian. Dia justru banyak kegiatan. selalu bisa untuk mencari kegiatan walau seharian di rumah sepanjang tahun. Dan sejak bergabung dengan grup pelatihan menulis Om Jay pada Maret 2020, Dia telah mendapatkan beberapa peluang dan kesempatan. Salah satu peluang yang ada yaitu membantu para guru peserta pelatihan menulis untuk dapat menerbitkan buku.

                Setelah dia menyelesaikan pelatihan menulis, dia melanjutkan untuk membantu Om Jay mengurus pelatihan tersebut. Ketika itu belum ada orang yang mengurus bagian sertifikat pelatihan, sehingga banyak peserta yang bertanya tentang kepastian mendapat sertifikat pelatihan. Maka, sekarang pak Brian lah yang mengurus bagian tersebut. 

                Mensosialisasikan syarat untuk mendapat sertifikat pelatihan. Salah satu syaratnya yaitu peserta wajib membuat buku solo. Syarat tersebut cukup menantang karena sebagian besar peserta pelatihan belum memiliki pengalaman menerbitkan buku. Mereka bingung harus menerbitkan buku dimana. Melihat kondisi tersebut dia pun menawarkan bantuan untuk menerbitkan buku. Dia ingin peserta pelatihan tidak terhambat dengan biaya penerbitan yang tinggi.  Membantu menghubungkan para penulis dengan penerbit. Dia memilih penerbit rekanan yang bisa diandalkan. Maka penulis tidak perlu khawatir dengan nasib naskah yang sudah dikirimnya,  karena penerbit rekanannya sudah terpercaya dan pasti menerbitkan bukunya.

Ada ketentuan khusus yang harus diperhatikan, yaitu :

Ø  PDF master bisa diminta tapi akan ada watermarknya. Sehingga jika ingin cetak ulang, harus di penerbit gemala.

Ø  Jika ingin Cetak ulang,  Minimal 10 buku.

Ø  Jangan memberi target kapan harus selesai. Karena naskah harus mengantri untuk diproses. Minimal prosesnya 1 bulan sejak biaya penerbitan di transfer

Ø  maksimal 130 hal A5. Lebih dari itu ada biaya tambahan per halaman

Ø  Sertakan dalam naskah: cover ( judul buku dan nama penulis saja), kata pengantar, daftar isi (tanpa nomor halaman), profil penulis, sinopsis.

Ø  Untuk editing, penerbit ini tidak mengecek secara detail. Sarannya jangan terlalu mengandalkan penerbit untuk melakukan editing. Maka sebaiknya penulis yang memastikan sendiri apakah sudah tidak ada kesalahan penulisan. Jadi sebelum naskah dikirim, Hendaknya dibaca lagi naskahnya.

Berik  Tips dalam mengedit naskah ala pak Brian:

-       Penulisan kata jangan disingkat-singkat (yg, tdk, blm)

-       Jangan sampai ada tulisan yang salah ketik (Typo)

-       Satu Paragraf jangan berisi terlalu banyak kalimat

-       Mulailah membiasakan membuat kalimat yang pendek-pendek. Kalimat panjang cenderung akan membingungkan.

-       Setiap bab baru selalu dimulai di halaman baru. Jangan digabung dengan bab sebelumnya

-       Tidak ada ketentuan terkait minimal jumlah halaman. Biasanya buku kumpulan resume pasti bisa lebih dari 90 halaman A5, Karena 20 resume itu cukup banyak.

                Melihat apa yang telah disampaikan Pak Brian telah memberikan banyak wawasan  dan gambaran sehingga saya tidak perlu bingung dalam hal menerbitkan buku. Melalui penerbit indie banyak kemudahan dan tentukan tidak perlu biaya yang mahal. Bahkan jika kita mengalami kesulitan tentukan pak Brian siap mengawal sampai buku kita lahir. Trimakasih pak Brian materi hari ini menambah semangat untuk menghasilkan buku karya sendiri. Semangat dan barokah untuk kita semua.



Tanggal pertemuan:  19 April 2021

Resume ke: 3

Tema: Menerbitkan buku semakin mudah di Penerbit Indie"

Narasumber: Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd. 

Gelombang: 18

Jumat, 16 April 2021

Menulis Resume untuk Jadi Buku

 Menulis Resume untuk Jadi Buku

Jumat yang cerah, menambah semanagt mengikuti kuliah belajar menulis di bulan Ramadhan hari keempat ini. Alhamdulillah, hari ini tidak seperti hari kemarin yang dihantui oleh rasa kantuk. Kuliah belajar menulis diawali dengan informasi dari Om Jay bahwa Narasumber kali ini adalah Ibu Aam dan moderator Bunda Kanjeng. 

Suara merdu Bunda kanjeng menyapa dengan salam sehat dan ajakan selalu bersyukur kepada Allah atas nikmat sehat, nikmat sempat, nikmat silaturohmi dan selalu menjaga semangat  untuk terus belajar. Jadwal narasumber pertemuan keenam hari ini sebenarnya adalah Bapak Tamrin Dahlan tetapi karena berhalangan hadir sehingga digantikan oleh ibu Aam Nurkasanah, S.Pd. yang merupakan relawan dan sebagai tim solitnya dari belajar menulis bersama Om jay. 

Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak rindu. Alhamdulillah sejak kenal ibu Aam Nurhasanah, S.Pd yang biasa dipanggil bu Aam di kelas menulis selalu ada rasa rinduku untuk selalu mengikuti materi dari Bu Aam. Sebelum pada materi, sejenak peserta kuliah diajak menengok profil di blog miliknya. https://aamnurhasanah12.blogspot.com/2021/01/intip-profilku-yuks.html.

Sejak bergabung di kelas belajar menulis Om Jay dan PGRI, Bu Aam telah melahirkan 15 buku dalam kurun waktu yang begitu cepat yaitu dari tahun 2020 sampai saat ini.  Telah diukirnya beberapa buku antologi dan buku Solo. Buku Solo yang ketiga yang berjudul “Blogger Inspiratif”  telah membawanya menjadi  juara 1 lomba blog tingkat nasional  di bulan Maret 2021. Hebat  sekali,  dalam kurun waktu yang tidak lama dapat meraih juara nasional. Dan saat ini sedang menggarap 3 naskah buku antologi yaitu antologi pantun, antologi puisi, dan antologi gelombang 18. Masya Allah semangat yang laur biasa.

Tema kuliah yang akan disampaikan pada hari ini adalah “Menulis Resume untuk Jadi Buku”. Tema yang sangat menarik dan sangat cocok untuk materi perkulihan di belajar menulis ini. Diangkat tema tersebut karena menulis resume adalah salah satu jalan termudah untuk menerbitkan buku. Setiap peserta yang telah mengikuti kelas menulis OmJay dan PGRI diharapkan bisa menulis resumenya untuk menjadi bahan menerbitkan buku tentang dunia kepenulisan.

Bu Aam menceritakan bagaimana dia berjuang untuk bisa melahirkan sebuaah buku. Dahulu, saat dia jadi peserta gelombang 8, sangat bingung sekali karena belum mengerti benar resume itu apa. Akhirnya ditinggalkan teman-teman di gelombang 8. Akhirnya kembali mengulang di kelas menulis gelombang 12. 

Wah jadi malu saya, saya pernah tinggal kelas di gelombang 9 dan ikut lagi di gelombang 18 tapi masih saja saya tertinggal jauh dengan peerta yang lainnya. Nah, bercermin dari pengalaman Bu Aam, saya coba menyusun semangat untuk membuat resume walau tertatih karena ketertinggalan.

Menurutnya resume adalah rangkuman atau ringkasan, jadi saat menulis resume, peserta diharapkan tidak mengcopy seluruh perkataan dari narasumber. Tapi lebih bagusnya adalah mengembangkan dengan bahasa sendiri. Bagi penulis pemula seperti saya disinilah inti dari proses menulis yaitu mengembangkan dengan kata sendiri. Yang kadang rasa percaya diri itu belum sepenuhnya tumbuh sehingga untuk memplubikasikan di blog kadang timbul keraguaan, takut dinilai jelek oleh pembaca.

Materi semakin menarik  dan membuat semakin penasaran. Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan saat membuat resume jadi buku. Bu Aam memaparkan dengan gampang dan bahasa yang mudah dipahami, yaitu :

Buku kumpulan resume dipersepsikan sebagai buku true story. Jadi yang diutamakan adalah cerita pengalaman mengikuti setiap pertemuan. Kalau cerita pengalaman berarti ada kesan-kesan, pendapat pribadi terhadap materi narasumber, dihubungkan dengan pengalaman penulis sendiri.

Ada satu bab khusus yang membahas awal suka menulis dan pandangan terhadap menulis. Contoh pandangan terhadap menulis: sebelumnya mengira menulis sulit karena mentok tidak ada ide. Setelah ikut pelatihan tercerahkan bahwa jangan nunggu ide, tapi ciptakan ide.

Naskah buku resume isinya bukan sekedar copas materi dari narasumber. Yang namanya resume berarti ambil poin-poin penting saja.

Resume di blog boleh panjang. Karena ada peserta yang menganggap hampir seluruh isi materi itu penting. Tapi ketika akan dijadikan naskah buku, harus dibuat lebih ringkas lagi dengan lebih memilih poin-poin penting.

Apa saja yang diringkas? Setiap hal yang disampikan menambah rasa ingin tahu. Hal yang harus diringkas adalah :

1. Biodata narsum tidak usah panjang-panjang. Misalnya prestasinya banyak, ambil satu prestasi aja yang paling "Wah“

2. Sesi tanya jawab diambil beberapa saja. Daftar pustaka dibuat jika memang ada mengutip dari buku. Kalau isinya full hanya dari narasumber saja, tidak usah.

Berdasar pengalaman Bu Aam di dalam mengikuti belajar menulis bersama Om jay, ada 7 langkah untuk menulis resume jadi buku, yaitu:

1. Mengumpulkan resume dalam file word. 

Saat kita menulis resume, simpanlah file tersebut dalam satu folder. Buat satu buah file naskah kita dari pertemuan 1-20

2. Menentukan tema. 

Saat file sudah terkumpul sebanyak 20 pertemuan, kemudian dipilah berdasarkan tema sejenis. Misalnya materi dari narasumber yang membahas teknik penulisan jadikan satu file dan diberi bab teknik penulisan. Jika membahas tentang penerbit indie, penerbit mayor, satukan naskah menjadi bab penerbitan. Jika ada narasumber membahas tentang motivasi, tuliskan bab motivasi. Sehingga menjadi 3 bab yang tersusun dalam satu buku.

3. Buat TOC (Table of Content/daftar isi) 

Bu Aam mencotohkah TOC pada bukunya buku yang berjudul ‘Mengukir Mimpi Jadi Penulis Hebat”

Kata Sambutan

Kata Pengantar

Prakata

Daftar Isi

BAB I (Kelas Belajar Menulis)

BABA II (Narasumber-narasumber Hebat)

BAB III (Menerbitkan Buku Bersama Penerbit Mayor)

Profil Penulis

4. Kembangkan TOC

Contoh Pengembangan dari daftar isi:

BAB I (Kelas Belajar Menulis)

1.1 Motivasi Menulis

1.2 Mengapa Harus Menulis

1.3 Sulitkah Menulis?

1.4 Mengatasi Kesulitan Menulis

BABA II (Narasumber-narasumber Hebat)

2.1 Wijaya Kusumah, M.Pd

2.2 Hati Nurahayu, S.Pd

2.3 Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd

Dan seterusnya

BAB III (Menerbitkan Buku Bersama Penerbit Mayor)

3.1 Dunia Penerbitan

3.2 Proses Penerbitan Buku

3.3 Wreting Preneurship

3.4 Ekosistem Industri Buku

3.5 Proses pengiriman Naskah Buku Ke Penerbit

3.6 Gaya Selingkung

3.7 Strategi Pemasan Buku

5. Review, revisi, dan edit naskah. 

Saat menulis naskah, tulis dahulu sebebas-bebasnya. Tidak boleh sekali-kali mengedit  di saat sedang menulis, karena bisa menghambat ide saat menulis. Jika selesai, barulah lakukan pengeditan, edit ejaan dan tanda baca sesuai PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). Hindari typo (salah ketik) dan hindari singkatan.

6. Muatlah sinopsis.

Sinopsis adalah gambaran isi buku yang telah dibuat. Biasanya ada di cover belakang buku.

7. Kirim ke penerbit. 

Tidak perlu takut salah dan malu dengan tulisan sendiri, karena ada tim editor penerbit yang membantu jika ada penulisan yang salah. Hanya saja, tidak semua penerbit  menyediakan jasa editor naskah. Jadi penulis harus menanyakan terlebih dahulu, apakah naskahnya diedit oleh editor atau tidak. 

Materi kuliah hari ini benar-benar sangat bermanfaat dan mencerahkan sekali. Bagi say ada satu hal yang sangat sulit untuk saya hindari dalah menulis sambil mengedit. Juga menghilangkan rasa tidak percaya diri yang sering kali muncul. Materi hari initelah  memberikan gambaran yang sangat jelas bangaimana menjadikan resume yang nantinya bisa menjadi buku. Trimkasih Bu Aam dan Bunda Kanjeng atas materi hari ini, sungguh luar biasa, barokallah.


Tanggal pertemuan:  16 April 2021

Resume ke: 2

Tema: Menulis Resume untuk Jadi Buku

Narasumber: Aam Nurhasanah, S.Pd

Gelombang: 18


Senin, 12 April 2021

BAGAIMANA CARA JADI PENULIS ALA BUNDA KANJENG?

 

BAGAIMANA CARA JADI MENULIS ALA BUNDA KANJENG?

                Tak ada yang tak mungkin, selama ada kamauan dan niat, in syaa Allah akan ada jalan kemudahan. Dengan niat bismillah kukejar ketertinggalanku mengikuti kuliah belajar menulis online di gelombang 18. Aku tidak ingin gagal untuk kedua kalinya. Setelah beberapa hari aku disibukkan dengan seleksi Sekolah Penggerak tahap 2, aku harus kembali fokus mengikuti kuliah belajar menulis demi inpianku untuk memiliki buku tunggal.

            Hari Senin tanggal 5 April adalah hari pertama materi di kelas belajar menulis gelombang 18. Kubuka HP, mendengar sapaan ramah Om Jay dan sang moderator ibu Aam Nurhasanah membuat aku kembali semangat untuk mengikuti materi hari ini. Moderator Inpiratif ibu Aam memulai dengan memperkenalkan  pemateri hari ini, Narasumber hebat yang biasa disapa Bu Kanjeng.

            Nama asli Bunda Kanjeng adalah  Sri  Sugiastuti, dilahirkan di Semarang 8 April 1961, dari pasangan  Sugiman- Hj Sri Yatminten. Ia pernah belajar di UNS tahun 1980-1984, FKIP Bahasa Inggris, setelah jeda melanjutkan ke S2 di UMS Surakarta tahun 2007-2010. Saat ini diamanahi sebagai Kepala SMK Tunas Pembangunan 2 Surakarta.

            Bu Kanjeng bergerak di bidang  kepenulisan saat usianya tidak muda lagi. Akhirnya  dalam kurun waktu singkat ia sudah menulis banyak buku. Di antaranya beberapa buku pelajaran, 4 buku parenting, 2 novel, 2 buku  memoar, 1 buku  motivasi, dan 1 buku pengayaan.  Motto dalam hidupnya adalah bersemangat menggapai ridha Allah dengan berbagi dan silahturahmi. Suara merdunya saat menyampaikan materi membuat lelahku hilang, materinya sangat mengnspirasi terutama bagi aku sebagai penulis pemula.

            Dia menyampaikan bahwa proses menulis diawali dari kecintaannya membaca buku sejak SD sampai remaja.  Namun setelah menikah keinginan atau hobi  menulisnya berhenti. Hoby menulismya muncul kembali di saat menjelang usia 50 tahun, saat mengambil pendidikan S2. Setelah jeda beberapa tahun  dia mulai berkenalan dengan internet dan komputer, dan juga mulai mengenal media sosial di tahun 2007. Pada tahun 2009 dia mulai mengenal blog dan sangat rajin mengisi blog kroyokan yang sekarang masih aktif, bernama kompasiana disitulah selama 2 tahun dia menuliskan apa yang ingin tulisnya.

            Akhirnya dia memiliki dunia literarsi,  bagiamana dia berproses pada komunitas ibu-ibu doyan nulis,  menjadi anggota emak blogger, menjadi anggota perpustakaan dan kearsipan Solo. Termasuk dalam komunitas Solo Membaca sejak tahun 2010 sampai saat ini. Dia selalu mengupgrede diri,  salah satunya mengikut lomba blog tahun 2010  dan mendapat juara ke-3. Waktu dia mengikuti lomba blog saingannya adalah ibu-ibu yangg melek IT yang tinggal di luar negeri dan memiliki wawasan yang luar biasa.  

            Hadiah yang diterimanya sebagai juara blog berupa beberapa buku dan naskah yang tulisannya. Tulisannya sudah dijadikan satu buku dengan judul “Ketika Buah Hati Sakit”.  Karena memang yang ditulisnya  adalah pengalaman pribadinya ketika merawat anaknya yamg opname selama 3 hari di Rumah sakit Panti Waluyo,  karena sakit demam berdarah. Di usia 4 tahun sudah kehendak Allah anakmya tidak tertolong. Dengan penuh perasaan ditulis kisahnya dalam lomba blog tersebut dan akhirnya mendapat juara ke-3, mungkin ada motivasi atau ada ibrah dari tulisan tersebut.

            Pesannya kepada penulis pemula jangan malu dan takut kalau tulisannya jelek tidak ada yang membaca, menulislah dengan hati maka kita pasti akan mendapatkan hasilnya. Ketika berproses menulis harus mempunyai semangat “better late than never” ungkapan dalam Bahasa Inggris. Di saat usianya yang tak muda lagi dia memiliki modal semangat dan mau belajar.

            Jika diawal menulis kita merasa bingung dan tidak mempunyai ide, tidak ada yang hebat untuk ditulis, tidak ada yang menarik untuk disampaikan kepada pembaca. Maka jika  mau merenung sejanak, kita peka terhadap keadaan yang ada sekitar dan kita mau menjadi pendengar yang baik, memberikan empati dari seseorang yang sedang mengalami musibah.  Semua itu bisa kita jadikan ide dalam menulis. Jadi menemukan ide itu bisa dari para sahabat dan kerabat yang ada disekitar kita, apa yang ada di dalam pikiran kita kemudian kita sampaikan kepada pembaca berupa pesan melalui tulisan yang akan kita buat.  

Berikut kiat menjadi penulis yang disampaikan Bunda Kanjeng :

1.    Membangun mental atau keinginan yang kuat.

2.   Mengumpulkan ingatan kemudian menentukan tokoh dan karakter yang ada di dalam setiap subjudul.  Baru  kita membuat outline atau daftar isi yang akan kita jadikan tulisan.

3.   Agar tulisan enak dibaca orang lain dan pembaca langsung  masuk ke dalam tulisan kita. Hendaknya dalam subjudul kita awali dengan kata bijak, penggalan hadist, atau ayat Alquran yang masuk di dalam tema yang akan kita buat.

4.   Menentukan tujuan dan sigmen pasarnya. Untuk yang usia tua idak perlu menggebu-gebu tetapi lebih sebagai bagian dalam memperkaya jiwa, memperkaya hati nuran,i  dan memperbanyak silaturahmi lewat tulisan.

5. Memberikan inspirasi pada pelaku yang ada di dalam  kisah tersebut. Tokoh-tokoh yang sederhana tetapi sangat menginspirasi.

6. Memiliki keyakinan bahwa rencana Allah itu akan  indah pada waktunya. Jadi kita tidak perlu berputus asa tetapi juga tidak perlu berharap yang muluk-muluk biarkanlah tulisan dan buku kita itu menemukan takdirnya.

7.  Memilik pemahaman bahwa menebar pengetahuan dan mendialogkan kebenaran merupakan bagian dari menulis buku. Menulis buku itu mengikat makna, menghimpun  dan menebar gagasan. Juga merupakan wujud  dari tanda trimakasih kepada guru karena berkat guru  kita bisa membaca dan menulis,  dan akhirnya bisa memberikan inspirasi kepada orang lain.

8. Banyak membaca buku. Menulis buku itu adalah suatu langkah perjuangan yang menyenangkan. Bagaikan mendesain, merancang dan membuat baju. Setiap penulis mempunyai karekter tulisan yang berbeda. Walaupun pada awalnya mungkin masih ngefans denagn tulisan orang lain, namun dengan terus berlatih menulis maka kita akan memiliki karakter tulisan tersendiri. Sesaui dengan yang ada di pikiran dan  keampuan kita, juga sesuai dengan banyaknya buku yang  sudah pernah kita baca. Maka tidak boleh malas untuk membaca karena membaca adalah bagian dari menulis.

9.    Mau seperti apakah tulisan kita?  tergantung irama yg kita inginkan,  karena pada prinsipnya menulis itu bagaikan dirigen, mengatur irama lagu sesuai keinginan kita.

10.  Setelah kita menentukan judul judul atau kita sudah mempunyai tema adalah menyiapkan outline. Outline adalah daftar isi atau bagian dari yang akan kita tulis, biasanya berupa beberapa subjudul atau bisa juga berupa BAB, BAB 1, 2, 3 sampai akhirnya penutup. Outline juga bisa berupa kata-kata bijak, data statistik, teori, gambar, poin- poin penting, atau refleksi pribadi, tergantung  dari  tulisan yang akan kita buat.

11.    Dalam persiapan membuat outline, ada 3 langkah, yaitu :

-          Memilih topiknya.

-   Menentukan topik yang bersifat reflektif dari suatu kejadian yang direfleksikan.  Persuasif (mempengarui pembaca), informatif (memberi informasi kepada pembaca), berangkatnya dari penelitian, atau kombinasi dari beberapa hal.

-    Fokus dengan menjaga pikiran supaya ketika menulis buku itu tidak bercabang kemana-mana tetapi cukup kita ambil  1 tema yang ingin kita tulis.  Jadi jangan berhentti di jalan atau berubah pikiran, Jika sampai mengganti  outline yg lain berarti kita telah melakukan pengalaman yang buruk.

12            Untuk menjadi penulis tunggal minimal menulis 60 halaman.  Kita bisa mengawalinya dengan berlatih menulis  di dalam sebuah buku antologi atau  buku yang dipakai dengan istilah nubar (nulis bareng). Karena dalam buku antologi itu penulisnya bisa lebih dari 1 orang, biasanya 1 orang  menulis satu subjudul dengan tema tertentu.  Di dalam menulis buku antologi kita bergabung dengan penulis lain dalam tulisan 1  tema yang dibingkai. Dengan menulis buku antologi kita bisa belajar lebih banyak dari penulis lain karena dalam 1 buku  ada bermacam-macam  penulis.

            Di akhir penyampaian materi Bunda kanjeng memberikan motivasi untuk tetap semangat agar tidak menunda tulisan. Materi yang luar biasa yang begitu bermanfaat khususnya bagi penulis  pemula. Bunda kanjeng bagiku adalah sosok inspiratif. Lewat Dia juga aku telah menghasilkan beberapa buku antologi. Trimakasih Bunda Kanjeng, walau mungkin dengan tertatih kuingin ikuti jejakmu. Semoga di usiaku yang juga tidak muda lagi ini masih bisa mengukir karya lewat tulisan yang berarti.


Tanggal pertemuan:  5 April 2021

Resume ke: 1

Tema:  Cara Jadi Penulis

Narasumber: Sri Sugiastuti, M.Pd

Gelombang: 18