BAGAIMANA CARA JADI MENULIS ALA BUNDA KANJENG?
Tak ada yang tak
mungkin, selama ada kamauan dan niat, in syaa Allah akan ada jalan kemudahan.
Dengan niat bismillah kukejar ketertinggalanku mengikuti kuliah belajar menulis
online di gelombang 18. Aku tidak ingin gagal untuk kedua kalinya. Setelah beberapa
hari aku disibukkan dengan seleksi Sekolah Penggerak tahap 2, aku harus kembali
fokus mengikuti kuliah belajar menulis demi inpianku untuk memiliki buku tunggal.
Hari Senin tanggal 5 April adalah
hari pertama materi di kelas belajar menulis gelombang 18. Kubuka HP, mendengar
sapaan ramah Om Jay dan sang moderator ibu Aam Nurhasanah membuat aku kembali semangat
untuk mengikuti materi hari ini. Moderator Inpiratif ibu Aam memulai dengan memperkenalkan
pemateri hari ini, Narasumber hebat yang
biasa disapa Bu Kanjeng.
Nama asli Bunda Kanjeng adalah Sri
Sugiastuti, dilahirkan di Semarang 8 April 1961, dari pasangan Sugiman- Hj Sri Yatminten. Ia pernah belajar
di UNS tahun 1980-1984, FKIP Bahasa Inggris, setelah jeda melanjutkan ke S2 di
UMS Surakarta tahun 2007-2010. Saat ini diamanahi sebagai Kepala SMK Tunas
Pembangunan 2 Surakarta.
Bu Kanjeng bergerak di bidang kepenulisan saat usianya tidak muda lagi.
Akhirnya dalam kurun waktu singkat ia
sudah menulis banyak buku. Di antaranya beberapa buku pelajaran, 4 buku
parenting, 2 novel, 2 buku memoar, 1
buku motivasi, dan 1 buku pengayaan. Motto dalam hidupnya adalah bersemangat
menggapai ridha Allah dengan berbagi dan silahturahmi. Suara merdunya saat menyampaikan
materi membuat lelahku hilang, materinya sangat mengnspirasi terutama bagi aku
sebagai penulis pemula.
Dia menyampaikan bahwa proses
menulis diawali dari kecintaannya membaca buku sejak SD sampai remaja. Namun setelah menikah keinginan atau hobi menulisnya berhenti. Hoby menulismya muncul kembali
di saat menjelang usia 50 tahun, saat mengambil pendidikan S2. Setelah jeda beberapa
tahun dia mulai berkenalan dengan
internet dan komputer, dan juga mulai mengenal media sosial di tahun 2007. Pada
tahun 2009 dia mulai mengenal blog dan sangat rajin mengisi blog kroyokan yang
sekarang masih aktif, bernama kompasiana disitulah selama 2 tahun dia menuliskan
apa yang ingin tulisnya.
Akhirnya dia memiliki dunia
literarsi, bagiamana dia berproses pada
komunitas ibu-ibu doyan nulis, menjadi
anggota emak blogger, menjadi anggota perpustakaan dan kearsipan Solo. Termasuk
dalam komunitas Solo Membaca sejak tahun 2010 sampai saat ini. Dia selalu
mengupgrede diri, salah satunya mengikut
lomba blog tahun 2010 dan mendapat juara
ke-3. Waktu dia mengikuti lomba blog saingannya adalah ibu-ibu yangg melek IT yang
tinggal di luar negeri dan memiliki wawasan yang luar biasa.
Hadiah yang diterimanya sebagai
juara blog berupa beberapa buku dan naskah yang tulisannya. Tulisannya sudah
dijadikan satu buku dengan judul “Ketika Buah Hati Sakit”. Karena memang yang ditulisnya adalah pengalaman pribadinya ketika merawat
anaknya yamg opname selama 3 hari di Rumah sakit Panti Waluyo, karena sakit demam berdarah. Di usia 4 tahun
sudah kehendak Allah anakmya tidak tertolong. Dengan penuh perasaan ditulis
kisahnya dalam lomba blog tersebut dan akhirnya mendapat juara ke-3, mungkin
ada motivasi atau ada ibrah dari tulisan tersebut.
Pesannya kepada penulis pemula jangan
malu dan takut kalau tulisannya jelek tidak ada yang membaca, menulislah dengan
hati maka kita pasti akan mendapatkan hasilnya. Ketika berproses menulis harus mempunyai
semangat “better late than never” ungkapan dalam Bahasa Inggris. Di saat
usianya yang tak muda lagi dia memiliki modal semangat dan mau belajar.
Jika diawal menulis kita merasa
bingung dan tidak mempunyai ide, tidak ada yang hebat untuk ditulis, tidak ada
yang menarik untuk disampaikan kepada pembaca. Maka jika mau merenung sejanak, kita peka terhadap
keadaan yang ada sekitar dan kita mau menjadi pendengar yang baik, memberikan
empati dari seseorang yang sedang mengalami musibah. Semua itu bisa kita jadikan ide dalam menulis.
Jadi menemukan ide itu bisa dari para sahabat dan kerabat yang ada disekitar
kita, apa yang ada di dalam pikiran kita kemudian kita sampaikan kepada pembaca
berupa pesan melalui tulisan yang akan kita buat.
Berikut
kiat menjadi penulis yang disampaikan Bunda Kanjeng :
1. Membangun
mental atau keinginan yang kuat.
2. Mengumpulkan
ingatan kemudian menentukan tokoh dan karakter yang ada di dalam setiap
subjudul. Baru kita membuat outline atau daftar isi yang
akan kita jadikan tulisan.
3. Agar
tulisan enak dibaca orang lain dan pembaca langsung masuk ke dalam tulisan kita. Hendaknya dalam subjudul
kita awali dengan kata bijak, penggalan hadist, atau ayat Alquran yang masuk di
dalam tema yang akan kita buat.
4. Menentukan
tujuan dan sigmen pasarnya. Untuk yang usia tua idak perlu menggebu-gebu tetapi
lebih sebagai bagian dalam memperkaya jiwa, memperkaya hati nuran,i dan memperbanyak silaturahmi lewat tulisan.
5. Memberikan
inspirasi pada pelaku yang ada di dalam
kisah tersebut. Tokoh-tokoh yang sederhana tetapi sangat menginspirasi.
6. Memiliki
keyakinan bahwa rencana Allah itu akan
indah pada waktunya. Jadi kita tidak perlu berputus asa tetapi juga tidak
perlu berharap yang muluk-muluk biarkanlah tulisan dan buku kita itu menemukan
takdirnya.
7. Memilik
pemahaman bahwa menebar pengetahuan dan mendialogkan kebenaran merupakan bagian
dari menulis buku. Menulis buku itu mengikat makna, menghimpun dan menebar gagasan. Juga merupakan wujud dari tanda trimakasih kepada guru karena
berkat guru kita bisa membaca dan
menulis, dan akhirnya bisa memberikan
inspirasi kepada orang lain.
8. Banyak
membaca buku. Menulis buku itu adalah suatu langkah perjuangan yang
menyenangkan. Bagaikan mendesain, merancang dan membuat baju. Setiap penulis mempunyai
karekter tulisan yang berbeda. Walaupun pada awalnya mungkin masih ngefans denagn
tulisan orang lain, namun dengan terus berlatih menulis maka kita akan memiliki
karakter tulisan tersendiri. Sesaui dengan yang ada di pikiran dan keampuan kita, juga sesuai dengan banyaknya
buku yang sudah pernah kita baca. Maka tidak
boleh malas untuk membaca karena membaca adalah bagian dari menulis.
9. Mau
seperti apakah tulisan kita? tergantung
irama yg kita inginkan, karena pada prinsipnya
menulis itu bagaikan dirigen, mengatur irama lagu sesuai keinginan kita.
10. Setelah
kita menentukan judul judul atau kita sudah mempunyai tema adalah menyiapkan
outline. Outline adalah daftar isi atau bagian dari yang akan kita tulis,
biasanya berupa beberapa subjudul atau bisa juga berupa BAB, BAB 1, 2, 3 sampai
akhirnya penutup. Outline juga bisa berupa kata-kata bijak, data statistik, teori,
gambar, poin- poin penting, atau refleksi pribadi, tergantung dari
tulisan yang akan kita buat.
11. Dalam
persiapan membuat outline, ada 3 langkah, yaitu :
-
Memilih topiknya.
- Menentukan topik yang bersifat reflektif
dari suatu kejadian yang direfleksikan. Persuasif
(mempengarui pembaca), informatif (memberi informasi kepada pembaca), berangkatnya
dari penelitian, atau kombinasi dari beberapa hal.
- Fokus
dengan menjaga pikiran supaya ketika menulis buku itu tidak bercabang kemana-mana
tetapi cukup kita ambil 1 tema yang ingin
kita tulis. Jadi jangan berhentti di jalan
atau berubah pikiran, Jika sampai mengganti
outline yg lain berarti kita telah melakukan pengalaman yang buruk.
12 Untuk
menjadi penulis tunggal minimal menulis 60 halaman. Kita bisa mengawalinya dengan berlatih
menulis di dalam sebuah buku antologi
atau buku yang dipakai dengan istilah
nubar (nulis bareng). Karena dalam buku antologi itu penulisnya bisa lebih dari
1 orang, biasanya 1 orang menulis satu
subjudul dengan tema tertentu. Di dalam
menulis buku antologi kita bergabung dengan penulis lain dalam tulisan 1 tema yang dibingkai. Dengan menulis buku
antologi kita bisa belajar lebih banyak dari penulis lain karena dalam 1
buku ada bermacam-macam penulis.
Di akhir penyampaian materi Bunda
kanjeng memberikan motivasi untuk tetap semangat agar tidak menunda tulisan.
Materi yang luar biasa yang begitu bermanfaat khususnya bagi penulis pemula. Bunda kanjeng bagiku adalah sosok
inspiratif. Lewat Dia juga aku telah menghasilkan beberapa buku antologi.
Trimakasih Bunda Kanjeng, walau mungkin dengan tertatih kuingin ikuti jejakmu. Semoga di
usiaku yang juga tidak muda lagi ini masih bisa mengukir karya lewat tulisan
yang berarti.
Tanggal
pertemuan: 5 April 2021
Resume
ke: 1
Tema: Cara Jadi Penulis
Narasumber:
Sri Sugiastuti, M.Pd
Gelombang:
18
Sangat lengkap dan.bisa untuk berbagi. Tetap semangat ya
BalasHapus