Senin, 12 April 2021

BAGAIMANA CARA JADI PENULIS ALA BUNDA KANJENG?

 

BAGAIMANA CARA JADI MENULIS ALA BUNDA KANJENG?

                Tak ada yang tak mungkin, selama ada kamauan dan niat, in syaa Allah akan ada jalan kemudahan. Dengan niat bismillah kukejar ketertinggalanku mengikuti kuliah belajar menulis online di gelombang 18. Aku tidak ingin gagal untuk kedua kalinya. Setelah beberapa hari aku disibukkan dengan seleksi Sekolah Penggerak tahap 2, aku harus kembali fokus mengikuti kuliah belajar menulis demi inpianku untuk memiliki buku tunggal.

            Hari Senin tanggal 5 April adalah hari pertama materi di kelas belajar menulis gelombang 18. Kubuka HP, mendengar sapaan ramah Om Jay dan sang moderator ibu Aam Nurhasanah membuat aku kembali semangat untuk mengikuti materi hari ini. Moderator Inpiratif ibu Aam memulai dengan memperkenalkan  pemateri hari ini, Narasumber hebat yang biasa disapa Bu Kanjeng.

            Nama asli Bunda Kanjeng adalah  Sri  Sugiastuti, dilahirkan di Semarang 8 April 1961, dari pasangan  Sugiman- Hj Sri Yatminten. Ia pernah belajar di UNS tahun 1980-1984, FKIP Bahasa Inggris, setelah jeda melanjutkan ke S2 di UMS Surakarta tahun 2007-2010. Saat ini diamanahi sebagai Kepala SMK Tunas Pembangunan 2 Surakarta.

            Bu Kanjeng bergerak di bidang  kepenulisan saat usianya tidak muda lagi. Akhirnya  dalam kurun waktu singkat ia sudah menulis banyak buku. Di antaranya beberapa buku pelajaran, 4 buku parenting, 2 novel, 2 buku  memoar, 1 buku  motivasi, dan 1 buku pengayaan.  Motto dalam hidupnya adalah bersemangat menggapai ridha Allah dengan berbagi dan silahturahmi. Suara merdunya saat menyampaikan materi membuat lelahku hilang, materinya sangat mengnspirasi terutama bagi aku sebagai penulis pemula.

            Dia menyampaikan bahwa proses menulis diawali dari kecintaannya membaca buku sejak SD sampai remaja.  Namun setelah menikah keinginan atau hobi  menulisnya berhenti. Hoby menulismya muncul kembali di saat menjelang usia 50 tahun, saat mengambil pendidikan S2. Setelah jeda beberapa tahun  dia mulai berkenalan dengan internet dan komputer, dan juga mulai mengenal media sosial di tahun 2007. Pada tahun 2009 dia mulai mengenal blog dan sangat rajin mengisi blog kroyokan yang sekarang masih aktif, bernama kompasiana disitulah selama 2 tahun dia menuliskan apa yang ingin tulisnya.

            Akhirnya dia memiliki dunia literarsi,  bagiamana dia berproses pada komunitas ibu-ibu doyan nulis,  menjadi anggota emak blogger, menjadi anggota perpustakaan dan kearsipan Solo. Termasuk dalam komunitas Solo Membaca sejak tahun 2010 sampai saat ini. Dia selalu mengupgrede diri,  salah satunya mengikut lomba blog tahun 2010  dan mendapat juara ke-3. Waktu dia mengikuti lomba blog saingannya adalah ibu-ibu yangg melek IT yang tinggal di luar negeri dan memiliki wawasan yang luar biasa.  

            Hadiah yang diterimanya sebagai juara blog berupa beberapa buku dan naskah yang tulisannya. Tulisannya sudah dijadikan satu buku dengan judul “Ketika Buah Hati Sakit”.  Karena memang yang ditulisnya  adalah pengalaman pribadinya ketika merawat anaknya yamg opname selama 3 hari di Rumah sakit Panti Waluyo,  karena sakit demam berdarah. Di usia 4 tahun sudah kehendak Allah anakmya tidak tertolong. Dengan penuh perasaan ditulis kisahnya dalam lomba blog tersebut dan akhirnya mendapat juara ke-3, mungkin ada motivasi atau ada ibrah dari tulisan tersebut.

            Pesannya kepada penulis pemula jangan malu dan takut kalau tulisannya jelek tidak ada yang membaca, menulislah dengan hati maka kita pasti akan mendapatkan hasilnya. Ketika berproses menulis harus mempunyai semangat “better late than never” ungkapan dalam Bahasa Inggris. Di saat usianya yang tak muda lagi dia memiliki modal semangat dan mau belajar.

            Jika diawal menulis kita merasa bingung dan tidak mempunyai ide, tidak ada yang hebat untuk ditulis, tidak ada yang menarik untuk disampaikan kepada pembaca. Maka jika  mau merenung sejanak, kita peka terhadap keadaan yang ada sekitar dan kita mau menjadi pendengar yang baik, memberikan empati dari seseorang yang sedang mengalami musibah.  Semua itu bisa kita jadikan ide dalam menulis. Jadi menemukan ide itu bisa dari para sahabat dan kerabat yang ada disekitar kita, apa yang ada di dalam pikiran kita kemudian kita sampaikan kepada pembaca berupa pesan melalui tulisan yang akan kita buat.  

Berikut kiat menjadi penulis yang disampaikan Bunda Kanjeng :

1.    Membangun mental atau keinginan yang kuat.

2.   Mengumpulkan ingatan kemudian menentukan tokoh dan karakter yang ada di dalam setiap subjudul.  Baru  kita membuat outline atau daftar isi yang akan kita jadikan tulisan.

3.   Agar tulisan enak dibaca orang lain dan pembaca langsung  masuk ke dalam tulisan kita. Hendaknya dalam subjudul kita awali dengan kata bijak, penggalan hadist, atau ayat Alquran yang masuk di dalam tema yang akan kita buat.

4.   Menentukan tujuan dan sigmen pasarnya. Untuk yang usia tua idak perlu menggebu-gebu tetapi lebih sebagai bagian dalam memperkaya jiwa, memperkaya hati nuran,i  dan memperbanyak silaturahmi lewat tulisan.

5. Memberikan inspirasi pada pelaku yang ada di dalam  kisah tersebut. Tokoh-tokoh yang sederhana tetapi sangat menginspirasi.

6. Memiliki keyakinan bahwa rencana Allah itu akan  indah pada waktunya. Jadi kita tidak perlu berputus asa tetapi juga tidak perlu berharap yang muluk-muluk biarkanlah tulisan dan buku kita itu menemukan takdirnya.

7.  Memilik pemahaman bahwa menebar pengetahuan dan mendialogkan kebenaran merupakan bagian dari menulis buku. Menulis buku itu mengikat makna, menghimpun  dan menebar gagasan. Juga merupakan wujud  dari tanda trimakasih kepada guru karena berkat guru  kita bisa membaca dan menulis,  dan akhirnya bisa memberikan inspirasi kepada orang lain.

8. Banyak membaca buku. Menulis buku itu adalah suatu langkah perjuangan yang menyenangkan. Bagaikan mendesain, merancang dan membuat baju. Setiap penulis mempunyai karekter tulisan yang berbeda. Walaupun pada awalnya mungkin masih ngefans denagn tulisan orang lain, namun dengan terus berlatih menulis maka kita akan memiliki karakter tulisan tersendiri. Sesaui dengan yang ada di pikiran dan  keampuan kita, juga sesuai dengan banyaknya buku yang  sudah pernah kita baca. Maka tidak boleh malas untuk membaca karena membaca adalah bagian dari menulis.

9.    Mau seperti apakah tulisan kita?  tergantung irama yg kita inginkan,  karena pada prinsipnya menulis itu bagaikan dirigen, mengatur irama lagu sesuai keinginan kita.

10.  Setelah kita menentukan judul judul atau kita sudah mempunyai tema adalah menyiapkan outline. Outline adalah daftar isi atau bagian dari yang akan kita tulis, biasanya berupa beberapa subjudul atau bisa juga berupa BAB, BAB 1, 2, 3 sampai akhirnya penutup. Outline juga bisa berupa kata-kata bijak, data statistik, teori, gambar, poin- poin penting, atau refleksi pribadi, tergantung  dari  tulisan yang akan kita buat.

11.    Dalam persiapan membuat outline, ada 3 langkah, yaitu :

-          Memilih topiknya.

-   Menentukan topik yang bersifat reflektif dari suatu kejadian yang direfleksikan.  Persuasif (mempengarui pembaca), informatif (memberi informasi kepada pembaca), berangkatnya dari penelitian, atau kombinasi dari beberapa hal.

-    Fokus dengan menjaga pikiran supaya ketika menulis buku itu tidak bercabang kemana-mana tetapi cukup kita ambil  1 tema yang ingin kita tulis.  Jadi jangan berhentti di jalan atau berubah pikiran, Jika sampai mengganti  outline yg lain berarti kita telah melakukan pengalaman yang buruk.

12            Untuk menjadi penulis tunggal minimal menulis 60 halaman.  Kita bisa mengawalinya dengan berlatih menulis  di dalam sebuah buku antologi atau  buku yang dipakai dengan istilah nubar (nulis bareng). Karena dalam buku antologi itu penulisnya bisa lebih dari 1 orang, biasanya 1 orang  menulis satu subjudul dengan tema tertentu.  Di dalam menulis buku antologi kita bergabung dengan penulis lain dalam tulisan 1  tema yang dibingkai. Dengan menulis buku antologi kita bisa belajar lebih banyak dari penulis lain karena dalam 1 buku  ada bermacam-macam  penulis.

            Di akhir penyampaian materi Bunda kanjeng memberikan motivasi untuk tetap semangat agar tidak menunda tulisan. Materi yang luar biasa yang begitu bermanfaat khususnya bagi penulis  pemula. Bunda kanjeng bagiku adalah sosok inspiratif. Lewat Dia juga aku telah menghasilkan beberapa buku antologi. Trimakasih Bunda Kanjeng, walau mungkin dengan tertatih kuingin ikuti jejakmu. Semoga di usiaku yang juga tidak muda lagi ini masih bisa mengukir karya lewat tulisan yang berarti.


Tanggal pertemuan:  5 April 2021

Resume ke: 1

Tema:  Cara Jadi Penulis

Narasumber: Sri Sugiastuti, M.Pd

Gelombang: 18


1 komentar: