Menulis Resume untuk Jadi Buku
Jumat yang cerah, menambah semanagt mengikuti kuliah belajar menulis di bulan Ramadhan hari keempat ini. Alhamdulillah, hari ini tidak seperti hari kemarin yang dihantui oleh rasa kantuk. Kuliah belajar menulis diawali dengan informasi dari Om Jay bahwa Narasumber kali ini adalah Ibu Aam dan moderator Bunda Kanjeng.
Suara merdu Bunda kanjeng menyapa dengan salam sehat dan ajakan selalu bersyukur kepada Allah atas nikmat sehat, nikmat sempat, nikmat silaturohmi dan selalu menjaga semangat untuk terus belajar. Jadwal narasumber pertemuan keenam hari ini sebenarnya adalah Bapak Tamrin Dahlan tetapi karena berhalangan hadir sehingga digantikan oleh ibu Aam Nurkasanah, S.Pd. yang merupakan relawan dan sebagai tim solitnya dari belajar menulis bersama Om jay.
Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak rindu. Alhamdulillah sejak kenal ibu Aam Nurhasanah, S.Pd yang biasa dipanggil bu Aam di kelas menulis selalu ada rasa rinduku untuk selalu mengikuti materi dari Bu Aam. Sebelum pada materi, sejenak peserta kuliah diajak menengok profil di blog miliknya. https://aamnurhasanah12.blogspot.com/2021/01/intip-profilku-yuks.html.
Sejak bergabung di kelas belajar menulis Om Jay dan PGRI, Bu Aam telah melahirkan 15 buku dalam kurun waktu yang begitu cepat yaitu dari tahun 2020 sampai saat ini. Telah diukirnya beberapa buku antologi dan buku Solo. Buku Solo yang ketiga yang berjudul “Blogger Inspiratif” telah membawanya menjadi juara 1 lomba blog tingkat nasional di bulan Maret 2021. Hebat sekali, dalam kurun waktu yang tidak lama dapat meraih juara nasional. Dan saat ini sedang menggarap 3 naskah buku antologi yaitu antologi pantun, antologi puisi, dan antologi gelombang 18. Masya Allah semangat yang laur biasa.
Tema kuliah yang akan disampaikan pada hari ini adalah “Menulis Resume untuk Jadi Buku”. Tema yang sangat menarik dan sangat cocok untuk materi perkulihan di belajar menulis ini. Diangkat tema tersebut karena menulis resume adalah salah satu jalan termudah untuk menerbitkan buku. Setiap peserta yang telah mengikuti kelas menulis OmJay dan PGRI diharapkan bisa menulis resumenya untuk menjadi bahan menerbitkan buku tentang dunia kepenulisan.
Bu Aam menceritakan bagaimana dia berjuang untuk bisa melahirkan sebuaah buku. Dahulu, saat dia jadi peserta gelombang 8, sangat bingung sekali karena belum mengerti benar resume itu apa. Akhirnya ditinggalkan teman-teman di gelombang 8. Akhirnya kembali mengulang di kelas menulis gelombang 12.
Wah jadi malu saya, saya pernah tinggal kelas di gelombang 9 dan ikut lagi di gelombang 18 tapi masih saja saya tertinggal jauh dengan peerta yang lainnya. Nah, bercermin dari pengalaman Bu Aam, saya coba menyusun semangat untuk membuat resume walau tertatih karena ketertinggalan.
Menurutnya resume adalah rangkuman atau ringkasan, jadi saat menulis resume, peserta diharapkan tidak mengcopy seluruh perkataan dari narasumber. Tapi lebih bagusnya adalah mengembangkan dengan bahasa sendiri. Bagi penulis pemula seperti saya disinilah inti dari proses menulis yaitu mengembangkan dengan kata sendiri. Yang kadang rasa percaya diri itu belum sepenuhnya tumbuh sehingga untuk memplubikasikan di blog kadang timbul keraguaan, takut dinilai jelek oleh pembaca.
Materi semakin menarik dan membuat semakin penasaran. Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan saat membuat resume jadi buku. Bu Aam memaparkan dengan gampang dan bahasa yang mudah dipahami, yaitu :
• Buku kumpulan resume dipersepsikan sebagai buku true story. Jadi yang diutamakan adalah cerita pengalaman mengikuti setiap pertemuan. Kalau cerita pengalaman berarti ada kesan-kesan, pendapat pribadi terhadap materi narasumber, dihubungkan dengan pengalaman penulis sendiri.
• Ada satu bab khusus yang membahas awal suka menulis dan pandangan terhadap menulis. Contoh pandangan terhadap menulis: sebelumnya mengira menulis sulit karena mentok tidak ada ide. Setelah ikut pelatihan tercerahkan bahwa jangan nunggu ide, tapi ciptakan ide.
• Naskah buku resume isinya bukan sekedar copas materi dari narasumber. Yang namanya resume berarti ambil poin-poin penting saja.
• Resume di blog boleh panjang. Karena ada peserta yang menganggap hampir seluruh isi materi itu penting. Tapi ketika akan dijadikan naskah buku, harus dibuat lebih ringkas lagi dengan lebih memilih poin-poin penting.
Apa saja yang diringkas? Setiap hal yang disampikan menambah rasa ingin tahu. Hal yang harus diringkas adalah :
1. Biodata narsum tidak usah panjang-panjang. Misalnya prestasinya banyak, ambil satu prestasi aja yang paling "Wah“
2. Sesi tanya jawab diambil beberapa saja. Daftar pustaka dibuat jika memang ada mengutip dari buku. Kalau isinya full hanya dari narasumber saja, tidak usah.
Berdasar pengalaman Bu Aam di dalam mengikuti belajar menulis bersama Om jay, ada 7 langkah untuk menulis resume jadi buku, yaitu:
1. Mengumpulkan resume dalam file word.
Saat kita menulis resume, simpanlah file tersebut dalam satu folder. Buat satu buah file naskah kita dari pertemuan 1-20
2. Menentukan tema.
Saat file sudah terkumpul sebanyak 20 pertemuan, kemudian dipilah berdasarkan tema sejenis. Misalnya materi dari narasumber yang membahas teknik penulisan jadikan satu file dan diberi bab teknik penulisan. Jika membahas tentang penerbit indie, penerbit mayor, satukan naskah menjadi bab penerbitan. Jika ada narasumber membahas tentang motivasi, tuliskan bab motivasi. Sehingga menjadi 3 bab yang tersusun dalam satu buku.
3. Buat TOC (Table of Content/daftar isi)
Bu Aam mencotohkah TOC pada bukunya buku yang berjudul ‘Mengukir Mimpi Jadi Penulis Hebat”
Kata Sambutan
Kata Pengantar
Prakata
Daftar Isi
BAB I (Kelas Belajar Menulis)
BABA II (Narasumber-narasumber Hebat)
BAB III (Menerbitkan Buku Bersama Penerbit Mayor)
Profil Penulis
4. Kembangkan TOC
Contoh Pengembangan dari daftar isi:
BAB I (Kelas Belajar Menulis)
1.1 Motivasi Menulis
1.2 Mengapa Harus Menulis
1.3 Sulitkah Menulis?
1.4 Mengatasi Kesulitan Menulis
BABA II (Narasumber-narasumber Hebat)
2.1 Wijaya Kusumah, M.Pd
2.2 Hati Nurahayu, S.Pd
2.3 Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd
Dan seterusnya
BAB III (Menerbitkan Buku Bersama Penerbit Mayor)
3.1 Dunia Penerbitan
3.2 Proses Penerbitan Buku
3.3 Wreting Preneurship
3.4 Ekosistem Industri Buku
3.5 Proses pengiriman Naskah Buku Ke Penerbit
3.6 Gaya Selingkung
3.7 Strategi Pemasan Buku
5. Review, revisi, dan edit naskah.
Saat menulis naskah, tulis dahulu sebebas-bebasnya. Tidak boleh sekali-kali mengedit di saat sedang menulis, karena bisa menghambat ide saat menulis. Jika selesai, barulah lakukan pengeditan, edit ejaan dan tanda baca sesuai PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). Hindari typo (salah ketik) dan hindari singkatan.
6. Muatlah sinopsis.
Sinopsis adalah gambaran isi buku yang telah dibuat. Biasanya ada di cover belakang buku.
7. Kirim ke penerbit.
Tidak perlu takut salah dan malu dengan tulisan sendiri, karena ada tim editor penerbit yang membantu jika ada penulisan yang salah. Hanya saja, tidak semua penerbit menyediakan jasa editor naskah. Jadi penulis harus menanyakan terlebih dahulu, apakah naskahnya diedit oleh editor atau tidak.
Materi kuliah hari ini benar-benar sangat bermanfaat dan mencerahkan sekali. Bagi say ada satu hal yang sangat sulit untuk saya hindari dalah menulis sambil mengedit. Juga menghilangkan rasa tidak percaya diri yang sering kali muncul. Materi hari initelah memberikan gambaran yang sangat jelas bangaimana menjadikan resume yang nantinya bisa menjadi buku. Trimkasih Bu Aam dan Bunda Kanjeng atas materi hari ini, sungguh luar biasa, barokallah.
Tanggal pertemuan: 16 April 2021
Resume ke: 2
Tema: Menulis Resume untuk Jadi Buku
Narasumber: Aam Nurhasanah, S.Pd
Gelombang: 18
mantap.bu ..lengkap... resumenya 👍
BalasHapusKeren...selain lengkap juga padat berisi. Salut...saya belum bisa sekeren itu.
BalasHapus