Bapak Lulusan S2 Magister teknologi Informasi Fakultas Elektro UGM Yogyakarta tahun 2006 bapak Edi S. Mulyanta adalah narasumber kuliah belajar menulis gelombang 18 pada hari ini. Bapak kelahiran Yogyakarta ini akan menyampaikan materi dengan tema “Penerbit Mayor” yang akan didampingi moderator hebat Mr. Brams.
Bapak Edi S, Mulyanta akan berbagi
pengalmamnya di dunia penerbitan dan penulisan buku. Sebelum bergabung di
Penerbit Andi, beliau adalah penulis
lepas yang hidup memang dari menulis buku.Sudah nyaris 20 tahun menangani
penerbitan di Penerbit Andi. Sungguh waktu yang sudah sangat lama semoga
pengalamannya dapat memberikan inspirasi kepada kita semua.
Akhir-akahir ini, tepatnya sudah hampir
1 tahun ini, beliau mengalami hal di penerbitan yang tidak dijumpai pada tahun-tahun
sebelumnya, yaitu adanya pandemi yang luar biasa mengubah perputaran bisnis di
semua bidang termasuk penerbit buku seperti industrinya saat ini. Baru bulan
Maret 2021, kegiatan di penerbitan miliknya dapat dikatakan sudah kembali
berjalan normal seperti biasa. Akan tetapi tantangan yang telah ditimbulkan
akibat pandemi tidak mudah dapat dilalui nya dan selesaikan dalam waktu dekat.
Dunia penerbitan saat ini baik itu
penerbit mayor maupun penerbit minor menghadapi suatu permasalahan yang hampir
sama dengan kehidupan usaha yang lain, di masa pandemi yang belum tahu kapan
pasti berakhir. Dunia penerbitan baik penerbit mayor maupun penerbit minor
adalah dunia bisnis semata, dan terbesit idealisme di dalamnya, yang tentunya
setiap penerbit mempunyai visi dan misi yang berbeda-beda.
Dunia penerbitan adalah dunia bisnis
semata, yang tentunya diikuti dengan idealisme di dalamnya. Dalam dunia bisnis,
nomor satu yang dicari adalah keuntungan atau dapat dikatakan berujung pada
Duit. Outlet utama bisnis penerbitan buku adalah pasar toko buku yang paling
utama di samping tentunya pasar di luar toko buku yang tidak dapat mungkin dikesampingkan
juga. Toko buku ituah yang menjadi soko guru dari bisnis ini sehingga
ketergantungannya sudah menjadi suatu ekosistem yang khas dalam dunia
penerbitan.
Di dalam Undang-undang Nomor 3 tahun
2017, tertulis dengan jelas dengan gamblang tentang sistem perbukuan di
Indonesia. Sistem Perbukuan adalah tata kelola perbukuan yang dapat dipertanggungjawabkan dan terpadu, yang mencakup pemerolehan
naskah, penerbitan, pencetakan, pengembangan buku elektronik, pendistribusian,
penggunaan, penyediaan, dan pengawasan buku. Yang menjadi masalah saat ini
adalah dalam tahap pendistribusian materi yang telah diproses untuk dapat
meningkatkan literasi baca di Indonesia.
Literasi adalah kemampuan untuk
memaknai informasi secara kritis sehingga setiap orang dapat mengakses ilmu
pengetahuan dan teknologi sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas hidupnya
Demikian arti makna menurut UU No 3 – 2017. Tugas penerbit adalah mendapatkan
Naskah yang tentunya dapat diproses menjadi buku untuk menghasilkan keuntungan,
sehingga bisnis penerbitan tersebut dapat berkembang dan meningkatkan literasi
bagi masyarakat secara umum.
definisi ^naskah buku^ dan ^buku^yang
telah dijelaskan dengan gamlang pula di UU Perbukuan . Naskah Buku adalah draf
karya tulis dan/atau karya gambar yang memuat bagian awal, bagian isi, dan
bagian akhir. Tugas penulis adlah menghasilkan Naskah Buku yang memenuhi
kriteria bagi penerbit. Penerbit akan mengolah Naskah Buku tersebut menjadi
komoditas berupa buku cetakan maupun buku elektronik menyesuaikan perkembangan
jaman.
Berikut definisi Buku menurut UU
Perbukuan Buku adalah karya tulis dan/atau karya gambar yang diterbitkan berupa
cetakan berjilid atau berupa publikasi elektronik yang diterbitkan secara tidak
berkala. Ke depan baik itu penerbit buku Mayor maupun Minor dapat berperan
saling melengkapi dalam memenuhi amanat undang-undang ini. Buku merupakan
luaran atau outcome yang diakui oleh Undang-undang sebagai syarat dalam memenuhi
kewajiban baik itu Guru, Dosen, maupun tenaga-tenaga di Pemerintahan.
Beberapa Undang-undang yang
memperkuat posisi buku ada di UU 12/2012 Perguruan Tinggi Pasal 46 ayat 2
….Hasil Penelitian wajib disebarluaskan…. dipublikasikan (dalam bentuk Buku Ber
ISBN)
PermenPAN 26/2009 Jabfung Guru dan Angka Kredit, Pasar
11 Ayat c-2 Publikasi Buku ber ISBN
Karena begitu pentingnya luaran atau outcomes dari
beberapa profesi pendidik, sehingga tumbuh subur pula penerbit2 yang
menyalurkan hasil pemikiran penulis dalam bentuk buku yang ber ISBN.
Penerbit di Indonesia telah diwadahi
pemerintah dalam organisasi IKAPI, sehingga jika kita akan menerbitkan buku,
sebaiknya menggunakan saluran tersebut yang telah diakui oleh pemerintah. Setiap
penerbit diperbolehkan untuk mengajukan Nomor ISBN ke perpustakaan nasional. Di
dalam perkembangannya, perpustakaan nasional memberikan penanda tertenu dalam
ISBN untuk menunjukkan skala produksi penerbitannya.
Skala produksi itu akan menunjukkan kemampuan
output buku yang dihasilkan serta kemampuan distribusinya ke masyarakat luas.
Semakin besar output dan distribusinya, ISBN yang dikeluarkan oleh Perpusnas
akan semakin banyak. Akhirnya diberikan kode produksi buku di ISBN dalam bentuk
Publications Element Number. Karena hal itulah kemudian muncul istilah penerbit
mayor dan penerbit minor, hanya karena masalah skala produksi saja.. visi dan
misi penerbitan semuanya sama yaitu mencari keuntungan bisnis, dan ada sisi
idealisme di dalamnya.
Aturan pemerintah, terkadang bergerak
mengikuti dinamika masyarakat. Karena banyaknya terbitan yang diajukan sebagai
syarat Jabatan Fungsional, akhirnya pemerintah terkadang memberikan syarat
tertentu untuk mempermudah klasifikasi pemberian nilai indeks di angka kredit.
Sehingga munculah penerbit skala mayor (nasional) dan skala regional saja. Bahkan
di luaran Pendidikan Tinggi, jelas mensyaratkan untuk mendapatkan nilai angka
kredit nasional harus diterbitkan di penerbit skala nasional (minimal 3
propinsi kantor pemasaran).
Hal itulah yang semakin menegaskan
garis yang jelas penerbit mayor dan minor, hanya karena skala penjualannya. Tentunya
ke depan akan semakin diperbaiki, mengingat penerbitan buku saat ini sudah
mengikuti perkembangan teknologi yaitu penerbitan buku digital. Untuk
mengantisipasi perkembangan jaman yang semakin nyata terlihat arahnya ke depan.
Kita dapat melihat percontohan buku
digital dan proses pemasarannya di http://bukudigital.my.id atau dapat dilihat di http://ebukune.my.id ini adalah proyek percontohan pengembangan
buku digital kami dan proses pemasarannya Kita bisa mencoba bertransaksi buku
digital, supaya kita tidak ketinggalan jaman, karena buku digital ini akan
menyatukan mindset penerbit mayor maupun minor, sehingga tidak ada lagi
dikotomi hal tersebut. Yang ada adalah penerbit dengan kekhasan visi dan misi
masing-masing, saling mengisi untuk meningkatkan literasi bangsa ini.
Di Penerbitan buku Pak Edi saat ini
sedang mencoba memperbaiki proses distribusi materi dan literasi yang terhambat
di era pandemi. Karena Toko Buku, Sekolah, dan Kampus saat ini belum dapat
menjadi saluran yang dapat diandalkan dalam bisnis buku saat ini. Dengan
berlakunya PSBB dan pembatasan kegiatan masyarakat di beberapa daerah, dengan
otomatis Toko buku andalan penerbit yaitu Gramedia memarkirkan bisnisnya di
sisi pit stop dan terhenti sama sekali.
Dari omzet normal dan terhenti di pit
stop menjadikan omzet terjun bebas hanya berkisar 80-90% penurunannya. Outlet
yang tertutup menjadikan beberapa penerbit ikut terimbas, sehingga mereposisi
bisnisnya kembali. Hal ini berdampak secara langsung ke produksi buku hingga ke
sisi penulis buku yang telah memasukkan naskah ke penerbit menanti bersemi di
Toko Buku. Penerbit tentunya gamang dengan keadaan seperti ini, mengingat
suplai naskah masih berjalan bahkan tidak terimbas pandemi, akan tetapi proses
menjadikan menjadi sebuah komoditas buku yang bernilai ekonomi sangat terhambat
pandemi.
Penerbit saat ini sedang mereposisi
diri untuk tetap bertahan, walaupun tentunya tidak akan mudah. Sehingga kami
membuka saluran-saluran promosi baru untuk masih tetap mengobarkan semangat
literasi di perbukuan. Saluran-saluran digital dapat menjadi alternatif untuk
tetap berkembang mendistribusikan ilmu pengetahuan. Pak Edi mencoba
mengembangkan channel TV Andi di Youtube, dan mengembangkan Production House
Andi Academy, untuk tetap mengobarkan semangat untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa melalui penerbitan buku.
Kita dapat mencoba menawarkan naskah
ke semua penerbit, karena pada saat ini kondisi naskah di beberapa penerbit
masih tetap terbuka lebar.namun hal yang menyulitkan adalah proses produksi dan
pemasarannya.. Harapan ke depan, Toko Buku, Aktifitas Belajar Mengajar kembali
normal sehingga pasar buku dapat kembali menggeliat. Saran dari Pak Edi bahwa
kita hendaknya tetap mengirimkan usulan naskah ke penerbit-penerbit baik skala
mayor maupun minor. Karena peluang itu akan selalu ada.
Keputusan-keputusan strategik
diperlukan, mengingat ketidak pastian yang sangat besar untuk memproduksi buku.
Penerbit telah memarkirkan mesin-mesinnya hampir 50%, untuk mengurangi beban
biaya produksi, otomatis tenaga kerja yang menggerakkannya mengkurangi jam
kerjanya walaupun tidak begitu drastis. Buku-buku pendidikan, juga tetap dipertahankan
produksinya, karena yakin buku ini tidak lekang oleh keadaan apapun, sehingga
produksi buku tetap megkonsentrasikan ke buku pendidikan yang mempunyai pasar
yang sangat stabil setiap tahunnya.
Pesan Bapak Edi, tulislah rencana
penulisan dengan target market yang dituju, tawarkan rancangan pemasarannya.
Pemasaran era new normal sangat berbeda dengan era normal sebelumnya. Ke depan
buku-buku mungkin akan disalurkan ke media e-book, untuk media printing offline
mungkin akan semakin berkurang jumlahnya.
Ke depan media-media selain buku akan semain banyak menghiasi dunia
pendidikan. Persiapkan hal ini dengan baik, karena hal ini membutuhkan keahlian
yang berbeda dengan sebelumnya.
Adanya kelas belajar menulis Om Jay
ini memberi peluang saling berbagi pengalaman. Komunitas senasib sepenanggungan
adalah wahana yang baik dalam mengelola tulisan, memberikan angin segar untuk
tumbuhnya penulis-penulis baru yang tangguh dan tidak cengeng dengan penolakan
penerbit. Akan tetapi tetap berkarya hingga menghasilkan tulisan yang khas.
Punya karakter sendiri dan tentunya ditunggu kehadirannya oleh pembaca dan
penerbit tentunya.
Tanggal pertemuan 28 April 2021
Resume ke : 8
Tema : Penerbit Mayor
Nara sumber : Edi S. Mulyanta, S.Si, M.T.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar