Sabtu, 05 Juni 2021

KAIDAH DAN DASAR PENULISAN


“Assalamualaikum Wr. Wb. Selamat malam Bapak Ibu Guru hebat di seluruh tanah air.” sapa Ibu Aam. Mengatarkan kami untuk memulai kuliah di kelas belajar menulis gelombang 18 pada malan jari ini tanggal 9 April 2021.  Seharusnya jadwal untuk membuka kelas adalah Om jay, tetapi dikarenakan Om jay sedang fokus disertasi S3 sehingga Ibu AAM yang menggantikannya. Setelah kelas dibuka dilanjutakan oleh sang moderator.

Moderator malam ini Bapak Sucipto Ardi yang biasa dipanggil Pak Cip membuka dengan ramah dan penuh semangat. Seperti pada flyer/poster, malam ini nara sumbernya ialah Ibu Rita Wati, S.Kom dengan tema “Dasar Penulisan”. Sebelum memulai materi   beliau memperkenalkan diri dengan biodata Bu Rita yang bisa kita kunjungi di  http://www.ritapinang.my.id/2020/06/contact-us.html

Bu Rita mulai menulis sejak pandemi setahun lalu hikmah pandemi dapat membuatnya dapat memanfaatkan waktu dengan mengikuti komunitas menulis. Dia merupakan alumni dari Kelas Belajar Menulis Gelombang 10. Persisnya satu tahun yang lalu bertepatan juga dengan bulan Ramadhan. Dan telah menghasilkan 4 buku yang terdiri dari  buku tutorial, cerpen,  kumpulan kisah inspirasi dan satu resume hasil belajar menulis. Empat buku dengan genre yang berbeda membuatnya ingin lebih banyak belajar tentang kepenulisan. Ditambah lagi telah menjadi kurator di 3 buku antologi menjadikan semakin banyak belajar tentang keunikan dari masing-masing penulis

Dalam belajar menulis kadang kita merasa kesulitan atau kendala, sehingga kita merasa susah menulis. Penyebab kita susah memulai menulis di antara sebagai berikut:

1.     Susah ide.

2.     Miskin kosa kata.

3.     Sulit merangkai kata.

4.     Susah memulai.

5.     Bingung mau menulis apa.

6.     Tidak percaya diri.

7.     Merasa tulisannya jelek.

8.     Merasa tulisan tidak layak untuk di baca.

Saran dari Bunda Rita,  jika kita ingin jadi penulis semua permasalahan yang timbul buang saja dan yang harus kita lakukan yaitu tetap menulis, menulis, menulis. Dasar kepenulisan adalah dengan rumus 5W dan 1 H.

A.     Unsur-unsur dalam Penulisan yaitu 5W1H sendiri meliputi:

·     What (apa)

Peristiwa apa yang sedang terjadi? Apa dampaknya? apakah peristiwa tersebut menimbulkan kerugian?

·     Where (dimana)

Dimana kejadian/ peristiwa yang diceritakan

·     When (kapan)

Kapan kejadian dari peristiwa yang diceritakan

·     Who (siapa)

Memfasilitasi untuk memberikan informasi seputar orang-orang yang terlibat dalam cerita yang yang tulis.

·     Why (mengapa)

Suatu peristiwa pasti terjadi bukan tanpa alasan.

·     How (bagaimana)

Penggunaan unsur how ini akan membantu pembaca memahami alur cerita

Dalam bahasa Indonesia, untuk memudahkan penghapalan ke 6 unsur ini maka dikenal singkatan ADIKSIMBA (Apa DImana Kapan SIapa Mengapa Bagaimana). Jika telah terpenuhi ke 6 unsur tersebut maka tulisan kita akan mudah dipahami oleh pembaca

B.      Sekarang tentang k.esalahan yang sering di lakukan oleh penulis pemul.

1.      Penulis pemula sering menulis dengan paragraf panjang-panjang.

2.      Tanda baca yang sering keliru.

3.      Penggunaan kata yang masih banyak salah tidak menggunakan kata baku.

4.      Sering ditemukan kata yang tidak efektif.

 

C.      Tips Menulis agar tulisan enak dibaca dan pesan dapat tersampaikan. ( http://bit.ly/Tips-Agar-Tulisan-Enak-Dibaca ) :

1.     Banyak membaca karena dengan membaca selain  menambah pengetahuan, kita juga akan menemukan ide untuk menulis dan meperkaya perbendaharaan kata kita.

2.     Terus berlatih menulis setiap hari, tidak perlu panjang 3 paragraf saja tapi perhatikan  tanda baca, kata baku dan pemenggalan paragrafnya

3.     Perhatikan paragraf pembuka , isi dan penutup. Buatlah opening yang menarik sehingga pembaca penasaran hingga tertarik untuk membaca tulisan kita begitu juga  dengan closing.

4.     Perhatikan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) yang dulu kita kenal dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Kita bisa search di google, menggunakan kamus Bahasa Indonesia ataupun menginstal aplikasi seperti KBBI V. Hal ini dapat membantu kita jika ada kata-kata baku yang masih ragu kebenarannya.

5.     Perhatikan kembali susunan kalimat yang pernah kita pelajari sejak duduk di bangku Sekolah Dasar  yaitu  Subyek, Predikat, Obyek dan Keterangan tempat/waktu yang disingkat dengan (SPOK).

6.     Setelah selesai menulis bacalah naskah berulang-ulang minimal 3 kali, jika perlu dengan suara keras. Jika pada saat membaca naskah, nafas kita seperti tersengal-sengal berarti di dalam tulisan kita terdapat paragraf panjang atau kalimat panjang. Penggal menjadi beberapa paragraf dan buang kata-kata atau kalimat yang tidak efektif seperti contoh mereka mau akan (pilih salah satu mau atau akan yang digunakan).

7.     Perhatikan perbedaan menulis di media online seperti blog, facebook, instagram dan lain sebagainya dengan menulis untuk buku atau naskah resmi. Penulisan di media online kita bisa menggunakan paragraf pendek-pendek, sedikit koma dan banyak titik, karena dalam media online kita hanya memiliki waktu 3 menit saja untuk memastikan pembaca melanjutkan bacaannya. Jika menulis buku kita harus mengikuti kaidah-kaidah penulisan yang benar.

D.     Hal-hal yang harus diperhatikan bagi penulis pemula.

1.     Penggunaan huruf kapital/ besar :

a.   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.

Contoh :

·     Dia sedang mengikuti pelatihan menulis.

·     Hari ini pertemuan ke-3 kelas belajar menulis gelombang 18.

b.   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.

Contoh :  

·       Sukarno

·       Dayang Sumbi

·       Raden Ajeng Kartini

c.   Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.

Contoh :

·       “Ayo kita pulang Bu!” Rengek Joni pada ibunya.

d.   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.

Contoh:

·       Islam, Alquran, Kristen, Alkitab, Hindu, Weda.

·       Allah selalu bersama hamba-Nya.

e.   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.

Contoh :

·       Saya telah membaca buku Merajut Asa Sejak Belia.

·       Tulisan itu di muat dalam koran Radar Bali.

f.    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan.

Contoh :

·     S.H.     = Sarjana Hukum

·     S.Kom. = Sarjana Komputer

·     Dt.        = Datuk

·     Tb.        = Tubagus

Pada materi hari ini Bu Rita juga akan membahas tentang di sebagai kata depan yang sering ditemuinya banyak sekali kesalahan ketika mengedit naskah, terlihat sederhana tapi kesalahan penggunaan kata di sering terjadi kekeliruan. Penggunaan kata depan di

·       Kata di- menunjukkan fungsi sebagai imbuhan.

·       Kata di- diikuti dengan pembentuk kata kerja pasif. Artinya, penulisan di jenis ini dinilai tepat jika kata kerja pasif bisa diubah menjadi kata kerja aktif (dengan imbuhan me-).

a.     Contoh : ditinggalkan (bisa diubah jadi meninggalkan), ditulis (bisa diubah jadi menulis), diingat (bisa diubah jadi mengingat)

b.     Penulisan di dipisah jika:

o   Kata di menunjukkan fungsi sebagai kata depan. Berarti ia harus dipisah dari kata belakang.

o   Kata di diikuti dengan kata lain selain kata-kata pembentuk kata kerja pasif. Kata di jenis ini bisa diikuti dengan nama tempat, waktu, nama orang, penunjuk lokasi, dan lain sebagainya, serta tidak bisa diubah menjadi kata kerja aktif.

Contoh: di sini (tidak bisa diubah jadi menyini), di siang hari (tidak bisa diubah jadi menyiang hari), di dirimu (tidak bisa diubah jadi mendirimu).

Kesimpulan di sebagai imbuhan + kata kerja (maka penulisannya serangkai) selain itu terpisah.

Selanjutkan materi tentang penggunaan tanda seru. Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat. Contoh:

·     Alangkah indahnya pemandangan di Nusa Dua!

·     Ayo belajar!

Pesan bu Rita di akhir kuliah mala mini,  sebagai penulis pemula jika masih banyak belum mengetahui tentang kaidah penulisan jangan takut. Teruslah menulis, tuangkan semua ide yang ada dalam tulisan jangan pernah takut salah selesaikan tulisan ketika ide datang. Materi hari ini benar-banar membantu  khususnya saya agar dalam menulis selalu memperhatikan kaidah penulisan  sehingga tulisan menjadi berkualitas walaupun sebagai penulis pemula.

 

Tanggal pertemuan 9 April 2021

Resume ke : 4

Tema : Dasar Penulisan

Nara sumber : Rita Wati, S.Kom



Tidak ada komentar:

Posting Komentar